"Jadi, apa yang membuat sosok seperti Elia ini istimewa? apa dia akan melahirkan tokoh seperti Ajisaka atau darahnya justru prasyarat penting untuk membangkitkan Iblis Tanah Jawa?" Azaila si tabib terkejut sendiri dengan pertanyaannya. Dia kemudian bergerak pelan ke depan, meletakkan cangkir kopinya ke meja. Dia melakukannya tanpa menimbulkan suara. Dia tetap menjaga ketenangan dan martabatnya. Ketika kembali duduk dengan benar, dia terlihat terluka.
Theria dan Azaila si penjaga ruang menyadari juga dua kemungkinan itu. Mereka sama-sama melihat Elia.
"Kita akan tahu, saat hari itu tiba," kata Theria.
"Satu-satunya jawaban adalah dengan membawanya ke sana bukan?" Azaila si penjaga ruang mengutarakan pertanyaan yang juga ingin ditanyakan oleh Azaila si tabib. Azaila si penjaga ruang mengarahkan tatapannya pada Azaila si tabib. Dia membutuhkan informasi perkembangan tingkat penyembuhan Elia dari dalam diri.
