Caramel memperhatikan setiap gerak-gerik Vertur yang ada di hadapannya saat ini. Vertur terlihat lebih memilih untuk berdiam diri, alih-alih mengeluarkan suaranya untuk mengganggu Caramel. Caramel tahu, pasti saat ini Vertur sedang merasa bersalah karena kejadian itu terjadi juga karena Vertur yang menjamin dirinya. Namun, siapa sangka Caramel akan mengalami kejadian yang tidak mengenakkan?
Kalau bisa memilih, Caramel tidak akan memilih untuk ikut dalam perlombaan mereka sebelumnya. Tidak ada yang tahu akan menjadi seperti ini.
"Vertur." panggil Caramel pelan.
Vertur mulai mengangkat kepalanya dan menatap Caramel tepat di manik matanya.
"Maaf, kak." hanya itu yang mampu dikatakan oleh Vertur saat ini.
Vertur bahkan tidak mampu menunjukkan dirinya di hadapan Caramel saat ini jika bukan karena Caramel yang ingin bertemu dengan dirinya.
