"Jangan kak. Kasihan kak Ana." Abighail berusaha untuk mencegah kak Faras supaya tidak melakukan hal yang aneh-aneh kepada kak Ana.
Walau bagaimanapun, kak Ana adalah kakak ipar Abighail. Walaupun selama ini Abighail di perlakukan dengan tidak baik oleh kak Ana, tetapi Abighail tetap memikirkan nasib kak Ana yang sedang di marahi oleh kak Faras. Apa lagi sekarang ini kak Ana sedang mengandung seorang anak yang selama ini sudah di nanti-nantinya. Dan kandungan kak Ana itu lemah.
Abighail sama sekali tidak dendam dengan kakak iparnya tersebut. Dia tidak pernah berpikir untuk balas dendam kepadanya. Justru Abighail ingin sekali membalas kak Ana dengan sejuta prestasi yang di raih olehnya. Terutama dalam bidang keuangan yang akan membantu kak Ana nantinya.
Abighail yang ingin tahu sebenarnya apa yang di lakukan oleh kak Faras, akhirnya Abighail mengikuti kak Faras yang telah membawa kak Ana ke dalam kamar. Dan Abighail menguping pembicaraan mereka berdua.
"Kamu jangan kasar-kasar gitu dong sama Abighail. Aku tahu sekarang ini kamu lagi mengandung. Makanya tingkat kestressan kamu bertambah dan kamu juga ga boleh melakukan pekerjaan yang berat. Tapi bukan berarti kamu bisa berbuat semaumu kepada Abighail. Biar gimanapun dia itu adik kandung aku."
Ternyata kak Faras hanya sekedar menasehati kak Ana supaya tidak berbuat kasar lagi kepada Abighail. Abighail pun merasa sedikit lega. Karena bagaimanapun, Abighail tidak mau kak Faras berlaku kasar kepada istrinya sendiri. Abighail tidak mau masalah kedua orangtuanya itu sekarang terjadi di dalam keluarga kakaknya tersebut.
Kali ini kak Faras memang hanya menasehati istrinya tersebut. Menurutnya, perlakuan sang istri tersebut masih bisa di maafkan. Apa lagi kak Ana sekarang ini sedang mengandung anak dari kak Faras. Karena tidak begitu kasar bagi kak Faras. Bagi Abighail juga tidak masalah. Karena ketika kebenaran sudah terungkap pun sudah membuat Abighail merasa sedikit lega. Walaupun banyak kebohongan yang di lakukan oleh kak Ana kali ini.
Tetapi ketika kak Faras sudah melihat kekerasan yang sudah tidak bisa di maafkan lagi, kak Faras pun sudah tidak segan-segan lagi untuk menghukum istrinya sendiri dengan lebih keras. Ketika kak Ana bermain fisik kepada adik kesayangannya itu, kak Faras pun akan melakukan hal yang sama. Walaupun itu adalah istrinya sendiri.
"Iya Mas. Aku tahu kok jika perlakuan aku ini salah. Aku minta maaf banget sama kamu. Aku juga setelah ini akan minta maaf ke Abighail. Aku janji, aku ga akan mengulangi kesalahan aku lagi."
"Syukur deh kalo gitu. Yaudah kamu minta maaf deh ke Abighail sekarang. Kasihan kan dia masih kecil. Apa lagi kan kita tau kalo dia pasti sedang tertekan karena masalah kedua orangtuanya."
"Iya, Mas."
Kak Ana segera keluar dari kamar dan mencari Abighail. Abighail kini sedang berada di dalam kamarnya.
"Bi... Kakak mau minta maaf ya. Maaf kalo kakak selama ini udah kasar sama kamu. Kakak janji ga akan mengulangi kesalahan kakak lagi."
"Yoi."
"Kok kamu jawabnya gitu doang si? Itu kak Ana minta maaf loh sama kamu."
"iya iya. Aku maafin."
"Nah gitu dong. Nanti kalo kamu butuh apa-apa atau ada sesuatu pekerjaan yang harus kamu kerjakan tetapi kamu ga sanggup, kamu bilang ke aku aja ya. Biar aku yang ngerjian itu semua. Kan kita juga udah bagi-bagi tugas kemarin."
"Iya, Mas."
"Yaudah yu sekarang kita semua istirahat."
Setelah drama minta maaf yang di lakukan oleh kak Ana kepada Abighail, kini semuanya kembali ke kamarnys masing-masing untuk beristirahat. Karena besok kak Faras akan kembali bekerja, dan Abighail akan mulai sekolah di sekolah barunya. Sekolah menengah atas.
*****
"Abighail berangkat bareng kakak ya. Ini kan hari pertama kamu sekolah. Jangan sampai telat," ucap kak Faras di sela-sela sarapan pagi mereka.
"Iya, kak."
Setelah selesai sarapan, kak Faras dan Abighail bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Dengan di antar kakak kesayangannya itu, kak Faras menggunakan sepeda motor miliknya. Mau tidak mau, piring serta gelas bekas sarapan tadi harus di cuci sendiri oleh kak Ana. Karena dia takut ketika kak Faras tiba-tiba pulang lagi seperti kemarin dan Abighail belum pulang dari sekolahnya, bisa-bisa kak Ana kena sembur kak Faras lagi.
Di sekolah.
Di hari pertama sekolah Abighail, Abighail merasa tidak begitu sulit dalam bergaul. Abighail langsung menemukan teman yang cocok untuk dirinya. Yang terdiri dari empat orang teman perempuannya. Mereka semua adalah orang yang sangat humoris. Sehingga ketika Abighail berada di samping mereka semua, Abighail merasa jika semua masalah yang sedang dia rasakan hilang begitu saja.
Teman-teman perempuan Abighail juga mengetahui tentang masalah perceraian kedua orangtuanya. Karena mereka semua membuat Abighail nyaman untuk bercerita dengan mereka. Namun entah kenapa Abighail tidak berani untuk menceritakan tentang masalah kakak iparnya yang sangat jahat kepadanya.
Bercerita tentang masalah perceraian kedua orangtuanya saja sudah membuat semua teman Abighail berubah memperlakukan Abighail. Yang awalnya mereka semua bersikap biasa-biasa saja kepada Abighail, kini teman-temannya mulai iba atau mulai merasa kasihan kepada Abighail. Terkadang teman-temab Abighail mentraktir Abighail. Padahal hari itu adalah bukan hari spesial Abighail ataupun tidak ada perayaan apa-apa. Katanya si itu semua di lakukan oleh teman-teman Abighail karena mereka semua merasa kasihan kepada Abighail.
Pertemanan mereka juga mulai berubah ketika salah satu dari keempat teman Abighail itu menyukai kakak kelas yang berada di sekolahnya. Memang si, lelaki itu sangat tampan dan pintar di sekolah. Namun lelaki itu tidak melirik teman Abighail sedikit pun.
"Udah lah. Ngapain ngarepin cowok yang ga suka sama kita," ucap Abighail kepada temannya tersebut dengan mudahnya.
"Tapi gua udah terlanjur suka banget sama dia."
"Cowok kan banyak. Bukan dia aja."
Begitulah nasihat yang di berikan oleh Abighail kepada temannya tersebut. Wajar saja, karena selama ini Abighail tidak pernah jatuh cinta kepada lelaki. Bagaimana dia mau jatub cinta, masalah kedua orangtuanya sudah mampu membuat dirinya trauma untuk menjalin suatu hubungan.
Namun entah kenapa, lelaki yang di sukai oleh temannya tersebut justru suka kepada Abighail. Lantas saja Abighail langsung menolak lelaki itu. Dengan alasan yang pertama Abighail tidak mau menjalin suatu hubungan percintaan karena sudah terlanjut trauma. Yang kedua karena lelaki tersbeut adalah yang di taksir oleh teman dekatnya selama ini.
Tetapi lelaki tersebut tidak pernah berputus asa. Lelaki tersebut terus menerus mendekati Abighail dengan berbagai cara. Walaupun dengan semua caranya tersebut juga di tolak mentah-mentah oleh Abighail.
Semenjak itu juga Abighail di jauhi oleh teman-temannya. Padahal itu semua bukan salah Abighail, tetapi mau bagaimana lagi jika lelaki tersebut tidak menyukai temannya dan justru malah menyukai Abighail.
Mulai saat itu juga Abighail malas untuk berteman dengan perempuan lagi. Apa-apa selalu di jadikan masalah dan langsung marahan begitu saja. Pada saat itu juga Abighail menemukan teman laki-laki yang sepertinya benar-benar hanya ingin temanan dengannya tanpa mempunyai rasa sedikitpun kepada Abighail. Mulailah Abighail berteman dengan laki-laki dan Abighail menyukainya. Karena dengan berteman bersama mereka, tidak ada lagi yang namanya baperan, marahan, musuhan, atau yang lainnya. Teman Abighail yang laki-laki itu adalah temannya yang selama ini selalu ada di sampingnya. Yaitu Raka, Galang, Riski, dan Gibran.
-TBC-