Pagi-pagi sekali Patissia membuka tirai kamarnya dan melihat ke luar jendela. Sejak tadi Patissia merasa terganggu karena adanya suara ketukan di bawah jendela penginapannya. Padahal hari masih cukup pagi dan hawanya sangat dingin.
Patissia melihat atap-atap kristal yang berwarna biru. Kristal itu terpasang dan terbentuk rapi di atas ragangan baja yang kuat.
Sejenak mata Patissia merasa silau karena sinar yang sangat menyengat.
Brakkk!! Brukkk!! Braakkk!!
Patissia menoleh ke bawah jendela. Kamar tempatnya menginap terletak di lantai dua. Tepat di bawah jendelanya ada makhluk bersayap yang menabrakkan diri ke dinding.
"Hei, berhenti melakukan hal itu!" ucap Patissia setengah berteriak.
Tampak makhluk asing itu tidak begitu mendengarkan Patissia. Patissia mundur dan dengan langkah panjang dirinya melompat keluar jendela.
Saat hampir terjatuh, Patissia merapal mantra. Sebaris kalimat ajaib yang membuatnya mengambang di udara.
"Berhenti! Kau menyakiti tubuhmu sendiri!" teriak Patissia.
Kali ini Patissia serius karena melihat makhluk itu yang tampaknya memang tidak sadar dan hilang kendali.
Brakk! Brakk!! Brakk!!
Patissia mendekati makhluk itu dan berusaha menarik tubuh makhluk itu dengan kuat.
Tubuhnya berupa rambut lembut dengan telinga runcing dan wajah seperti kucing. Sayapnya berupa selaput tebal dengan kerangka atau lengan yang sangat kuat.
"Uughhhh!" Patissia akhirnya berhasil membuat makhluk itu berhenti menabrakkan dirinya.
Terlihat telinga yang terkoyak dan juga lebam di wajah makhluk itu.
"Biar kuobati," ucap Patissia sambil menuntun makhluk itu masuk ke dalam kamar penginapannya.
Patissia mengambil P3K yang berada di laci dan segera membersihkan luka makhluk aneh itu.
Di tempatnya berasal, Eriscia tidak ada makhluk seperti ini. Yang ada hanyalah makhluk setengah burung setengah singa.
Sedangkan ini, tampak sangat berbeda dengan kepala kucing dan juga sayap berupa selaput seperti kelelawar.
Makhluk apakah?
Patissia tersenyum saat dirinya selesai memberikan obat merah dan mengompres luka makhluk aneh itu.
Tok! Tok! Tok!
Pintu kamar Patissia diketuk. Pastissia cepat-cepat membuka pintu.
Oja sudah berdiri dengan pakaian rapi dan bau wangi. Sedangkan Patissia belum sempat berbuat apapun sejak bangun tidur.
"Kamu belum bersiap?" tanya Oja dengan tenang.
Patissia menggelengkan kepala dengan cukup panik.
"Maaf, Tuan Oja!! Saya sudah bangun sejak tadi, tetapi saya menemukan itu dan--"
Oja merangsek masuk dan melihat sosok yang duduk di atas meja. Dengan kotak P3K berada di sampingnya.
"Makhluk itu terluka, jadi saya mengobatinya," ucap Patissia dengan kikuk.
Oja berbalik dan menatap Patissia dengan sangat serius.
Patissia menjadi bingung dan menatap makhluk yang ditolongnya. Apa dia sudah berbuat suatu kesalahan??
"Patissia, itu adalah bangsa Holejrk. Mereka seharusnya ada di hutan,"
"Mereka juga sangat memusuhi manusia," ucap Oja sambil menatap Patissia khawatir.
Patissia ternganga mendengarkannya.
Patissia menelan ludah dan mundur dari makhluk yang ditolongnya itu. Holejrk, Patissia baru mendengarnya kali ini.
Bentuk mereka yang lucu dan manis, serta cocok menjadi hewan peliharaan membuat Patissia mengira kalau makhluk itu baik.
"Ta-tapi sejak tadi makhluk itu tidak menyakitiku," ucap Patissia sambil menangkupkan kedua tangannya.
Oja terdiam. Dirinya juga tidak mengira jika makhluk sihir seperti Holejrk yang memusuhi semua makhluk ternyata tidak menyakiti Patissia sama sekali.
Oja mengamati ras Holejrk yang sedang duduk di atas meja. Rambut tubuhnya berwarna kelabu keperakan.
Cukup langka dibandingkan dengan kebanyakan ras Holejrk yang memiliki surai abu-abu atau hitam.
"Patissia, aku juga tidak tahu kenapa makhluk itu begitu kepadamu, mereka pada dasarnya sangat cerdas dan licik,"
Oja melangkah ke depan dan berdiri di samping Patissia menghadap ke arah makhluk yang menatap mereka dengan mata biru berpupil saga itu.
"Emnn," Patissia melangkah ke depan dan menunjukkan kalau dirinya bisa menyentuh makhluk di depannya tanpa dilukai.
Patissia membelai kepalanya hingga mengelus bagian telinga. Makhluk itu menggeliat senang. Oja semakin ternganga akan hal itu.
"Ti-tidak mungkin!"
"Maaf Tuanku, aku bukan ras Holejrk biasa,"
Kali ini Patissia pun terperanjat. Makhluk di depannya bisa berbicara???
Benar juga, Oja sudah memberitahu kalau makhluk ini adalah ras yang cerdas.
"Dari mana kamu berasal?" tanya Oja tanpa basa basi.
Bagi Patissia, Oja memang sedikit kurang pantas sebagai seorang pendeta.
Di Eriscia, seorang pendeta harus memiliki usia khusus dengan pengalaman hidup panjang. Sehingga etika dan juga cara mereka berbicara sangat indah dan merdu.
Sedangkan yang ada pada Oja, dia masih sangat muda. Mungkin lebih tua beberapa tahun dari Patissia dan juga terasa kurang halus menyikapi segala sesuatu. Namun, Patissia masih belum mengenal jauh dan membutuhkan banyak informasi. Jadi, dirinya tidak mungkin berkomentar demikian.
"Saya dari hutan Ein. Tetapi saya bukan Holejrk. Saya tidak dianggap sebagai Holejrk di sana dan memutuskan untuk mencari jati diri saya," ungkap makhluk itu sambil merentangkan sayapnya dan menunduk hormat.
Patissia dan Oja saling pandang. Patissia meminta pertimbangan kepada Oja atas makhluk asing di depannya itu.
"Biar aku yang mengurus ini. Patissia, bersihkan dirimu dan kita akan segera berangkat menuju pusat kota.
Patissia menganggukkan kepala dan segera pergi dari hadapan Oja.
Diam-diam Patissia penasaran soal makhluk kecil itu. Apakah makhluk itu memiliki kekuatan khusus?? Patissia tidak menghabiskan waktu lama di dalam kamar mandi dan segera keluar dengan pakaian rapi untuk melihat makhluk itu lagi.
Ruangan kamarnya telah kosong. Bahkan Oja tidak ada di sana. Di mana Oja?
Mendadak rasa bersalah menyelimuti dada Patissia. Patissia yang menemukan makhluk itu tetapi kemudian meninggalkannya. Mungkin Patissia telah menjadi seseorang yang sangat tidak berperasaan karena telah melakukan hal tersebut.
Patissia mengambil kantung kecilnya dan keluar kamar. Dengan tergesa, Patissia menyingkap gaun perangnya dan turun ke lantai bawah. Oja tampak sedang menikmati minuman dan sepotong roti.
"Sini, kau harus sarapan sebelum menuju kota,"
Patissia mengangguk dan seseorang yang tampak sebagai maid, menyodorkan sebuah nampan berisi makanan yang sama dengan makanan Oja. Sepotong roti yang tampak keras dan secangkir darah. Tunggu, secangkir darah??
Patissia melebarkan mata dan menilik ke dalam gelas.
Cairannya merah pekat walau tidak terlalu kental. Kondisinya cair seperti air biasa. Namun, warnanya membuat Patissia cukup bergidik.
"Ini minuman apa?" tanya Patissia.
"Itu teh Yunnan. Mungkin kau bertanya-tanya soal warnanya. Itu ekstrak bunga rosella dan beberapa tambahan lainnya. Kau tahu, di sini banyak tanaman unik," jelas Oja dengan singkat.
Patissia mencicipinya dan seketika melebarkan mata. Itu bukan teh biasa, apalagi dengan lidahnya yang tajam. Roti yang tadi juga benar-benar keras. Menurut Oja, roti itu dibuat dari gandum paling murah di kota.
"Yuk berangkat,"
Tepat saat keluar dari penginapan, Patissia terkejut. Tidak seperti pemandangan malam hari. Pemandangan siang hari sungguh berbeda. Patissia melihat ada batang besar pohon dan rimbun daun yang mengungkungi kota bagaikan kubah raksasa.
"Kutebak, kau belum melihatnya kemarin. Itu pohon Yggdrassil,"