Ketukan pintu terdengar begitu nyaring, gadis itu segera beranjak dari duduknya. Meninggalkan sarapannya yang masih hangat, salah satu tangannya meraih gagang pintu. Sekali tarikan saja pintu besar itu terbuka dengan lebar, memperlihatkan sosok tinggi dengan jaket berwarna hitam.
Kedua sudut Ebi tertarik keataa dengan mata yang berbinar. Dia segera menyuruh Alzam untuk masuk, mempersilakan cowok itu untuk duduk sebelum melenggang menuju dapur. Membuka salah satu lemari gantung berwarna hitam itu, dan mulai membuat dua cangkir teh melati tanpa gula.
Tak lama dia membuatnya, teh itu telah selesai dengan warna cokelat kemerahan yang terlihat sangat cantik. Segera dia bawa nampannya menuju Alzam yang sedang berada di ruang tunggu.
"Alzam, aku minta maaf ya," ucap Ebi seraya meletakkan nampannya di atas meja kecil yang terbuat dari kayu.
"Ha? Kenapa minta maaf?"