Langkah, dan kopernya berhenti tepat di dekat pohon nangka yang berada di pinggir jalan. Sekelilingnya sepi tanpa penerangan yang cukup, sedikit gelap, dan langit masih belum mengizinkan bulan bersama bintang untuk muncul.
Suara petir dengan kilap terus datang bersama angin yang terasa menusuk. Gadis itu menghela panjang, tubuhnya kedinginan, padahal gaun yang dia pakai lumayan tebal dengan lengan yang panjang.
"Alzam, kamu di mana?" gumamnya sambil mendengarkan suara operator dari ponsel.
Tak ada jawaban dari orang yang dia hubungi, berkali-kali Ebi mencobanya, tapi tetap saja tidak ada jawaban. Bahkan sahabat baiknya pun sedang tidak aktif saat ini.
"Alzam, kenapa waktu aku butuh, kamu gak pernah ada?" gumamnya lagi.
Ebi segera menyimpan ponselnya ke dalam saku, melanjutkan jalannya dengan suara roda koper yang begitu berisik. Setidaknya suara bising itu tidak membuatnya ketakutan karena suasana sepi.
