Pesan-pesan tentang penagihan biaya sekolah itu terus saja muncul. Ebi tidak tahan untuk membaca, dan menerima pesannya secara terus-menerus. Apa lagi Pak Sam selalu memanggilnya ke ruang bimbingan konseling. Pertanyaan seputar uang sekolah selalu di tanyakan, padahal Ebi sedang tidak memiliki uang yang cukup.
Gadis itu duduk memunggungi pintu toilet. Tatapannya kosong dengan air mata yang terus mengalir dengan deras. Dia bingung harus meminta tolong kepada siapa lagi sekarang. Terlalu malu untuk meminta tolong kepada Alfa, dan Alzam. Dia tidak mau menjadi beban untuk yang kesekian kalinya bagi kedua cowok itu.
Meskipun Ebi tahu Alfa akan membantunya dengan segala cara, apa lagi Alfa bisa meminta ibunya untuk memberikan Ebi beasiswa lagi. Namun, Ebi tidak akan memanfaatkan hal itu, dia lebih memilih untuk diam, dan berpikir di dalam toilet seperti ini.