"Elena itu anak ajela Pa."
"Apa?!"
Suara terkejut itu membuat Alfa memutar bola matanya malas, dia mulai duduk dengan lebih tegap, dan berkata, "Mama sama asra nyuruh aku akhirin hubungan sama elena, padahal elena gak salah di sini. Menurut Papa elena juga salah?"
"Alfa, maafin papa nak, papa gak bisa jawab karena papa bingung. Kamu cinta sama dia, tapi pihak keluarga gak ada yang ngasih restu. Akan lebih baik kalau-"
"Papa sama aja kaya yang lain, padahal Papa, sama Mama juga salah karena udah bohong sama aku hampir dua puluh tahun," sahut Alfa sebelum memutuskan sambungan teleponnya.
Dia kembali merebahkan tubuh, memperhatikan langit-langit kamar dengan ponsel yang tergeletak di atas dada bidangnya. Rasanya sangat kecewa pada tiga orang yang sudah dia cintai, sangat kecewa karena mereka memilih untuk menyudutkan Ebi yang padahal tidak tahu apa-apa.