"Dari mana aja kamu?"
Suara itu membuat Alfa menghela panjang, menutup pintu rumahnya secara perlahan sebelum ikut duduk berseberangan dengan Ana di sofa. Mata lelah wanita itu terlihat jelas, kantung matanya menghitam dengan hembusan napas yang terdengar tidak teratur.
Alfa tidak tahu apa yang terjadi dengan Ana hari ini, tapi bisa dia pastikan jika ibunya baru saja menyelesaikan masalah yang pasti penting.
Mereka masih bertatap untuk beberapa lama sampai Ana kembali menyesap kopi panasnya secara perlahan. Meletakkan cangkir kopi, dan kembali menatap putra semata wayangnya.
"Kamu dari mana aja Alfa? Satu minggu loh kamu ke rumah, tapi kaya maling. Cuman dateng buat mandi, makan, bawa baju dari rumah, terus pergi lagi. Meskipun mama gak di rumah, bukan berarti kamu bisa seenaknya!"
Alfa kembali menghembuskan napas panjangnya. Dia tahu dia salah, dan memang seharusnya Alfa meminta ijin atau sekadar memberikan Ana kabar atas tindakannya dari awal.
