"Elena!"
"Elena, ada aa anhar nih! Bukain pintunya dong!" teriak Anhar sambil memencet bell apartemen Ebi sebanyak satu kali.
"Elena, udah pagi nih ayo kita pergi ke sekolah!" imbuh Niko.
Alfa, dan Wildan tak ikut berteriak, mereka memilih diam dengan gaya cool. Tak mau mengikuti gaya kedua temannya yang terlihat batu keluar dari goa. Tak memiliki sopan santun, memanggil pemilik rumah seperti ada di depan rumah orang biasanya, sebenarnya boleh-boleh saja, tapi ini apartemen.
Unit sebelah bisa saja mendengarnya, dan orang-orang yang sedang berlalu lalang menuju kantor pun sejak tadi memperhatikan mereka berempat dengan kening bertaut. Seakan terusik dengan kehadiran Anhar, dan Niko. Wildan berharap Ebi segera membukakan pintunya agar dua bocah aneh itu tak lagi berteriak.
"Elena?" teriak Niko lagi, tapi kali ini di balas dengan jitakan oleh Alfa, "Sakit bangsat."
"Diem! Pencet aja belnya, gak usah teriak-teriak!" ketus Wildan.
