"Semalem berantem lagi sama alzam?"
"Engga, cuman ngobrol doang," sahut Ebi sambil menutup pintu kamarnya kemudian duduk berseberangan dengan Alfa di sofa.
Hembusan napas gadis itu terdengar begitu berat, menyandarkan tubuhnya pada punggung sofa. Rasanya sangat lelah, padahal ini masih pagi, dan dia belum melakukan aktivitas berat. Baru selesai mandi dengan durasi tidur yang sangat panjang.
Alfa terus memperhatikan Ebi dengan tatapan datarnya, detik berikutnya beralih memperbaiki dasi sekolahnya yang terasa terlalu erat, "Jadi kalian baikan lagi?"
Ebi mengangguk, "Iya, kesempatan terakhir buat alzam, tapi aku gak ada bilang sih, cuman neken ke diri sendiri. Lagian udah capek juga sama tingkahnya dia yang makin lama makin aneh."
Alfa menghembuskan napas kasarnya, sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan dengan kedua tangan yang dia letakkan di atas paha, "Kapan putus kalau gitu?"
"Nanti."
"Nanti itu kapan anjir? Lo gila ya, bisa-bisanya betah sama manusia toxic kaya dia!"