"Menurut kamu sampai kapan kita kaya gini terus?" tanya Ebi, meletakkan kepalanya di atas meja sambil memperhatikan Alfa yang sibuk dengan rubik segitiga itu.
Alfa tak mengerti dengan maksud Ebi, dan dia memilih untuk tetap diam dengan mengubah kotak-kotak yang masih belum bisa selesaikan dengan baik. Terlalu sulit, dan harus mengerahkan tenaga beserta pikiran ekstra untuk menyelesaikan permainan mengasah otak ini.
Sementara Ebi masih terus memperhatikan teman sebangkunya ini. Dia ingat dengan pembicaraan kemarin sewaktu di mobil. Alfa berubah seratus derajat, dan sampai sekarang pun masih begitu. Padahal dia sudah minta maaf untuk kesalahan yang masih belum Ebi ketahui, intinya meminta maaf dan meminta agar Alfa kembali sedia kala. Namun, sama saja, tak ada hasil dari usaha Ebi, Alfa masih sama. Masih membisu layaknya orang yang sedang ngambek.