"Elena, lo di manaaaa?"
Suara itu terdengar begitu nyaring dengan nada panjang, Ebi hanya terkekeh mendengarnya. Mengubah posisi telepon genggam itu pada telinga kiri, dan berkata, "Di rumah Alfa, kenapa emangnya?"
"Gue gabut banget, ayo kita pergi ngopi gitu! Lama banget anjir gak ngopi berdua sama lo, ayo Na ngopi!" jelas Alfa di seberang sana.
Ebi menoleh ke arah jam dinding, masih pukul tujuh malam. Ada banyak waktu untuknya pergi sampai pukul sembilan malam nanti. Dia segera menjawab iya, sambungannya terputus setelah itu.
Telepon genggamnya dia letakkan di atas nakas, melenggang untuk mengganti piyamanya dengan pakaian yang lebih tebal. Udara malam semakin terasa dingin bulan ini, padahal hanya ada angin malam tanpa air hujan. Biasanya sih terasa biasa saja, tapi kali ini lebih dingin dari biasanya.