Chereads / His Secret Plan / Chapter 5 - Chapter 5

Chapter 5 - Chapter 5

Sudah hampir 24 jam Myesha menghilang, tapi belum ada satu pun kabar dari pihak kepolisian. Keluarga besar Ezra dan Myesha sudah hampir putus asa apalagi ibu Ezra yang sangat menyayangi Myesha. Semenjak kabar hilangnya Myesha, Ezra terlihat sangat terpukul dan lebih memilih mengurung diri di ruang kerjanya.

TOK! TOK!

Telinga Ezra mendengar ketukan pintu di luar ruang kerjanya. Belum sempat ia menjawab, pintu itu sudah lebih dulu terbuka dan menampilkan sosok sekretaris barunya, Vania Keisya. Mata Ezra dapat melihat Vania yang mengunci ruang kerjanya sebelum mendekatinya.

"Bagaimana?" tanya Ezra ambigu.

Wajah cantik Vania perlahan menampilkan seringaian. "Masih belum ada kabar apapun dari polisi," sahutnya.

Ezra juga balas menyeringai. "Baguslah, aku harap partnermu itu dapat bekerja dengan baik."

Vania tertawa kecil. "Anda tenang saja. Dia itu profesional, pekerjaannya juga rapi. Aku yakin setelah ini semua berakhir, Anda tidak akan terlibat masalah apapun," jeda sejenak sebelum Vania berucap lagi. "Dan aku yakin sekarang pasti dia sedang bersenang-senang."

Lawan bicara Vania menaikkan salah satu alisnya. "Maksudmu?"

"Anda tahu kan kalau tubuh wanita hamil itu sangat menggoda?"

Ezra mendengus mendengarnya. "Benarkah? Aku malah jijik melihatnya. Menurutku tubuh wanita sepertimu yang lebih menggoda."

"Hmm... benarkah?" tanya Vania menggoda sambil berjalan ke arah Ezra dan berhenti tepat di hadapannya. Wanita itu dengan berani duduk mengangkang di pangkuan majikannya itu. Jari lentik Vania perlahan membelai rahang Ezra dengan sangat sensual.

Senyuman Ezra semakin lebar saat melihat kelakuan sekretarisnya itu. "Bagaimana kalau kau melayaniku malam ini, hm? Anggap saja sebagai balasan karena aku sudah membongkar identitasku sebagai pembeli jasa kalian. Seharusnya identitasku dibuat anonim, bukan?"

Vania mendekatkan wajahnya hingga ujung bibirnya bersentuhan dengan bibir Ezra. "Boleh saja-"

Mendengar ucapan Vania, Ezra dengan cepat memasukkan kedua tangannya ke dalam baju Vania dan meremas kedua payudara wanita itu.

"Ah!" Desahan halus meluncur dengan indahnya dari bibir Vania. "Tapi jangan keluar di dalam," lanjut Vania kemudian dengan cepat melumat bibir Ezra.

Ezra menggeram nikmat di tengah-tengah pagutannya. Kedua tangannya dengan cepat meloloskan baju dan bra Vania. Seakan hanya memiliki waktu sedikit, kedua insan itu saling menikmati tubuh satu sama lain dengan cepat. Dimulai dari mencium, menjilat, menggigit, meraba, mengelus, meremas, dan semua hal yang mampu membuat mereka mendesah kenikmatan.

Sampai pada akhirnya penis Ezra tertanam di dalam liang Vania. "Aahhh... Ezra..." desah Vania sambil menggerakkan pinggulnya dengan cepat.

"Kau seksi sekali, Vania," ucap Ezra dan lagi-lagi mencium wanita yang sedang duduk di atas pangkuannya. Ciuman itu hanya bertahan sebentar di bibir Vania, kemudian segera berpindah pada leher jenjang dan mulus si wanita. Menghisap, menggigit, menjilat hingga menimbulkan bercak kemerahan.

"Hhh! Partnerku hhnh... bisa ahh... marah melihatnya ahhhhhh..." Vania mendesah lantang begitu merasakan orgasme pertamanya. Tidak ingin ada orang luar yang mendengarnya, Ezra dengan cepat mengulum bibir Vania dan semakin mempercepat gerakan pinggul Vania sambil sesekali meremas pantatnya.

Saat merasakan Ezra akan segera mencapai klimaksnya, Vania dengan cepat mengangkat tubuhnya hingga kejantannya Ezra terlepas dari vaginanya. Ezra baru saja hendak protes, tapi Vania dengan cepat mengulum penis laki-laki itu.

"Ah! Uh!" Ezra mendesah sambil meremas rambut kecoklatan Vania, memintanya agar mempercepat gerakan kepalanya di selangkangan Ezra. "Aku keluar akh!"

"Uhmm!"

Vania sedikit kewalahan saat menelan semua sperma Ezra. "Banyak sekali," ucapnya.

Mata Vania kemudian melihat penis Ezra yang kembali tegak. Laki-laki itu kemudian menarik Vania hingga membuatnya menungging sambil bertumpu pada meja kerjanya. "Ronde kedua," titahnya kemudian dengan cepat memasukkan penisnya ke dalam lubang Vania.

"Uhhhnn!"

Kedua orang itu terus melakukan hubungan intim sampai keduanya benar-benar puas tanpa menghiraukan orang-orang lain di rumah itu yang sedang mengkhawatirkan keadaan Myesha.