Chapter 3 - Bab 3

Di dalam mobil Nathan yang mewah itu, Nathan duduk di kursi belakang dengan senyum-senyum sendiri, tidak bicara, tidak perduli dengan Juan yang lagi menyetir mobilnya dan sangat tidak jelas.

Tubuhnya ada di dalam mobil tapi pikirannya entah kemana. Nathan mengingat Amelia dan sangat senang dengan telepon Amelia pagi-pagi sekali yang sudah menanyakan tentang kedatangannya di apartment Amelia.

Walaupun Nathan sebenarnya ingin bertemu dengan Amelia di luar tapi karena Amelia sudah merengek seperti anak kecil dan juga Nathan paling tidak bisa melihat Amelia yang merengek seperti anak kecil jadi Nathan iyakan kemauan Amelia.

Mungkin Amelia lagi malas keluar apartemennya pikir Nathan.

Nathan memang sangat mencintai Amelia tetapi Nathan tidak menyentuh Amelia melewati batasnya. Walaupun Amelia sering menggoda Nathan dengan segala macam cara tanpa disadari Nathan.

Nathan dan Amelia paling sering bertemu di luar atas kemauan Nathan karena Nathan takut khilaf kalau berduaan di apartemen Amelia.

Bukan cuma Amelia yang berusaha menggoda Nathan wanita-wanita lain juga sama dan karyawan wanita di perusahaan Nathan pun sama, karena status Nathan yang masih belum menikah cuma memiliki pacar saja dan sangat tampan.

Menurut wanita-wanita itu selama janur kuning belum melengkung masih ada kesempatan untuk menikung bahkan kalau janur kuning sudah melengkung pun masih ada kesempatan jadi pelakor😀, meskipun itu sangat susah karena Nathan sangat mencintai Amelia dan juga sangat dingin terhadap orang lain apalagi terhadap wanita.

Nathan sangat menghargai wanita dan sangat setia terhadap satu wanita saja yaitu Amelia.

Juan yang melihat bosnya senyum-senyum sendiri melalui kaca depan mobil Nathan hanya menggelengkan kepalanya dan fokus kembali menyetir.

Apa aku membawa orang gila di dalam mobil ini. Bos ini seperti ABG labil saja senyum-senyum tidak jelas begitu bikin merinding saja. Pasti ini gara-gara Amelia heran aku melihat bos yang tampan ini, kaya raya tapi sangat bucin sama wanita bermuka dua itu, entah kapan kau disadarkan bos kalau Amelia itu wanita bermuka dua. Mau memberitahunya tapi aku takut dipecat. Orang tuanya saja tidak bisa meyakinkannya apalagi aku ini, Batin Juan.

"Apa kau sudah selesai bengong Juan?" tanya Nathan.

"Ehh bos, apa bos sudah selesai senyum-senyum sendiri?" tanya Juan kembali.

"Juan beraninya kamu! Aku bertanya sama kamu dan kamu bertanya kembali sama aku," kata Nathan.

"Apa tadi kamu bilang senyum-senyum sendiri aku tadi tidak senyum, aku cuma duduk diam di belakang sambil melihat kamu yang bengong dan kamu sudah melewati perusahaan," ucap Nathan mengingatkan Juan.

"Apa lewat!!" sentak Juan.

Seketika itu juga Juan rem mendadak mobil dan membuat Nathan maju sedikit ke depan karena rem mendadak itu.

Juan sadar apa yang diperbuatnya dan menoleh ke belakang serta langsung meminta maaf.

"Maaf tuan gerakan refleks tadi saya kaget kenapa bisa kelewatan saya putar balik dulu tuan. Tuan tidak apa-apakan?" tanya Juan takut-takut.

"Juan untung kamu sudah lama bekerja sama aku kalau tidak sudah dari tadi aku memecatmu. Makanya kalau nyetir itu yang konsen jangan sambil menghayal. Aku teriak-teriak kamu tidak gubris. Apa sih yang kamu pikirkan kekasih saja tak punya kamu kan jomblo. Cepatlah putar balik sudah mau terlambat ini saya sebagai presdir harus memberikan contoh yang baik untuk karyawan-karyawan saya," ucap Nathan.

"Maaf tuan jangan pecat saya," kata Juan.

"Iya siapa juga yang mau memecatmu jangan menangis seperti itu kayak anak kecil saja, menyetir lah dengan baik jangan bengong," kata Nathan lagi.

"Iya tuan," ucap Juan cepat lalu menyetir mobil lagi.

Siapa juga yang menangis bos. Bos suka sekali memfitnah ku, lagian aku bengong karena memikirkan kebucinan bos terhadap wanita jahat bermuka dua itu. Lebih bagus lagi aku jomblo daripada bucin sama wanita jahat seperti Amelia. Aku dikasih lima yang seperti Amelia itu aku tolak dengan senang hati. Cinta oh cinta memang bisa membodokan manusia bahkan bosku yang pintar saja ini bisa bodoh karena cinta, batin Juan.

Akhirnya Juan dan Nathan tiba di perusahaan. Juan turun terlebih dahulu lalu membukakan pintu buat Nathan.

Nathan turun dan berjalan dengan sangat elegannya di dampingi dengan Juan asisten pribadi Nathan. Nathan berjalan ke arah lift khusus presdir, semua para karyawan menundukkan kepala dan memberikan salam hormat kepada Nathan. Nathan hanya berjalan lurus dengan wajah datarnya.

Karyawan wanita yang melihat ketampanan Nathan selalu tersenyum dan berkhayal andai mereka bisa mendapatkan presdir tampannya itu terjaminlah kehidupan mereka.

Tiba di depan lift, Juan segera menekan tombol pada lift, pintu lift terbuka Nathan dan Juan masuk ke dalam lift kemudian Juan menekan angka 27.

Ruangan presdir berada di lantai 27. Tempat tertinggi di perusahaan Nathan. Di lantai 27 hanya terdapat dua ruangan yaitu ruangan Nathan dan juga ruangan Juan. Juan semua yang mengatur jadwal Nathan apapun yang diperlukan Nathan, Juan semua yang mengurusnya. Nathan sangat mempercayai Juan dan sangat mengandalkannya.

Tidak ada pembicaraan di dalam lift antara Nathan dan Juan.

Tinggg... pintu lift terbuka Nathan dan Juan keluar dari dalam lift, Nathan menuju ruangannya sambil berbicara kepada Juan.

"Juan ikutlah ke ruanganku dulu," ucap Nathan.

Juan segera mengikuti Nathan ke ruangannya.

Nathan duduk di kursi kebesarannya dan Juan yang masih berdiri menunggu bosnya mau membicarakan hal apa.

"Juan jadwal saya hari ini apakah padat?" tanya Nathan.

"Tidak Tuan hari ini jadwalnya hanya sedikit cuma memeriksa beberapa dokumen kemudian bertemu klien jam 2 siang itu saja tuan," jawab Juan.

"Benarkah hanya itu?" tanya Nathan.

"Iya Tuan," jawab Juan.

"Bertemu kliennya dimana?" tanya Nathan lagi.

"Di restoran XXX tuan. Saya sudah mengatur semuanya," jawab Juan.

"Baguslah. Sebentar selesai bertemu klien kamu langsung pulang saja, suruh jemput sama sopir saya yang lain, karena saya mau memakai mobil buat ke apartemen Amelia saya sudah ada janji dengan Amelia," ucap Nathan.

"Di apartemen Amelia tuan?" tanya Juan memastikan kembali pendengarannya.

"Iya Juan. Kalau orang tuaku bertanya kamu bilang saja saya ke apartemen Amelia saya tidak mau berbohong kepada mereka. Dan juga bilang tidak usah khawatir anaknya ini tidak akan melewati batas walaupun saya sangat mencintai Amelia dan mereka belum merestui. Kamu mengerti kan Juan maksud saya?" tanya Nathan.

"Iya tuan saya mengerti," jawab Juan.

"Oke kamu kembalilah ke ruanganmu, bosan aku liat mukamu tidak berubah-berubah," kata Nathan datar padahal di dalam hatinya dia tertawa.

"Baik tuan. Saya permisi," ucap Juan.

Segera Juan keluar dari ruangan Nathan.

Iyalah tuan wajah saya mana mungkin bisa berubah. Tapi kenapa tuan mau ke kandang singa betina itu sih gawat nih, kok perasaan aku nggak enak yah pasti ada rencana jahatnya deh si betina itu, batin Juan.

Sesudah makan siang dan bertemu klien Juan langsung pulang bersama sopir Nathan yang lain.

Nathan bersiap-siap ke apartemen Amelia, dan terlebih dahulu mengirimkan pesan ke Amelia.

Kesayangan💖💞 :

Sayang aku datang lebih cepat ke Apartemenmu karena aku sudah tidak ada kerjaan dan sudah sangat merindukanmu.

Nathan masuk ke mobilnya dan langsung menuju ke apartemen Amelia dengan kecepatan yang lumayan kencang ketika menyetir mobilnya.

*****

Di belahan dunia lainnya seorang gadis cantik, putih dengan wajah natural dan agak sedikit tomboy masih memakai seragam SMA sedang mengendarai motornya dengan pelan-pelan karena habis turun hujan.

Terdapat genangan air yang lumayan banyak di jalan yang dia lewati, lalu tiba-tiba lewat mobil dengan kecepatan penuh langsung menginjak genangan air itu dan langsung saja mengenai baju, motor serta wajah gadis cantik itu.

Gadis itu berhenti dan mengumpat kesal. Benar-benar yah itu mobil tidak lihat apa habis hujan gini, masih rintik-rintik juga, mendung pula, menyetir mobil kayak dia yang punya jalanan saja.

"Haa kotorkan gue, gue sumpahi yah lu kalau lu cewek lu jadi teman gue kalau lu cowok lu jadi suami gue," teriaknya dengan perasaan yang sangat kesal.

Seketika itu juga bunyi petir di langit membuat gadis itu kaget.

"Ehh buset apaan sih yang gue bilang mana langsung petir pula kayak beneran ajah, ini bibir yah sembarangan ajah kalau bicara, gimana kalau orang yang bawah mobil itu om-om terus aku menikah dengan dia iyyuu ogah banget," ucap gadis itu sambil mengedikan kedua bahunya.

"Udah ahh apaan sihh yang gue pikirin mending langsung pulang," kata gadis itu dengan wajah kesalnya.

"Gue tandai sedikit yah mobil lu awas saja kalau ketemu," ucap gadis itu lagi.

Di dalam mobilnya Nathan tiba-tiba bersin.

"Wahh siapa nih yang lagi menyumpahi gue, pasti haters gue nih," ucap Nathan lalu tertawa sendiri di dalam mobilnya.