Pagi itu akhirnya Padmasari dan Amurwa berangkat berdua menggunakan mobil Willy menuju sebuah pusat perbelanjaan terbesar. Amurwa yang menyetir. Ia sama sekali tidak ingin ada orang lain yang mengikuti mereka kemanapun.
"Tadi si kembar sudah kau beri asi yang cukup apa belum Sayang?"
"Insya Allah sudah, Mas. Asi perah yang kemarin juga masih banyak. Aku juga sudah membawa pompanya. Nanti Mas harus menjadi satpamnya agar tidak ada orang yang mengintip."
"Santai saja, aku yang akan menjadikan diriku sebagai penjagamu."
"Ya. Aku percaya. Mas akan menjadi yang terbaik untuk anak-anak."
"Apakah kau masih mau menjadi ibu dari anak-anakku yang lain Sayang?"
"Mas masih mau menambah anak lagi?"
"Ya meski kau sudah ada Nana dan Amira, rasanya beda saja kalau aku juga memiliki dua anak gadis lagi, Sayang." Padmasari diam. Ia tahu, ia tidak boleh terlalu egois dengan dirinya yang memang sudah memiliki anak-anak yang lengkap dan sempurna.
"Apakah tidak mau?"