"Andika, kamu dimana, Sayang?" Susana mulai putus asa. Dia bingung menghadapi cucunya yang sangat agresif dan aktif dan akhirnya membawa pada kesulitannya hari ini. Susana memandang ke sekeliling. Mengawasi setiap tamu yang berjalan hilir mudik di sekelilingnya, mencoba mencari tahu dimana Andika berada.
"Andika, Hiks. Sayang, jangan membuat Nenek dalam masalah, Sayang. Hiks." Susana memandang dua orang, laki-laki dan perempuan yang sedang berjalan kearahnya.
"Maaf, Mbak dan Mas lihat anak kecil di sekitar sini yang sedang lari-lari melakukan petak umpet tidak?" sepasang pemuda pemudi itu menggeleng lalu mengedikkan bahu mereka membuat Susana mengangguk. ia kembali melangkah mencari cucu yang sudah lama ia buang. Batinnya menjerit menyadari kebodohannya yang sudah memaksakan diri mengawasi Andika.
"Tidak Bu."