Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Starting from Social Climbing

Bang_Udin_
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.1k
Views
Synopsis
Di balik takdir yang keras dan luka, air mata, emosi, cinta, dendam, penantian, perpisahan. Yang akan tiba di masa depan, kita tidak tau semua. Setiap orang pasti pernah merasakan lika-liku kehidupan. Seakan dibuat seimbang, ada seseorang merasa bahagia dan tidak memiliki masalah apapun dalam hidupnya. Namun ada pula kalanya seseorang merasa di bagian paling bawah saat sedang mengalami masalah. Ini kisah di ambil dari kisah nyata bernama Elang Gunaksha . Aku seorang laki-laki bernama Elang, aku memiliki pacar bernama Bunga Ratnadewi. Dia adalah perempuan yang cantik. Aku mencintainya dan dia juga mencintaiku, mungkin. Tapi suatu hari dia menghilang, aku pikir dia selingkuh.. Benarkah dia selingkuh? Bagaimana kelanjutan kisahku?. Apakah hubungan kita selesai sampai disini atau lanjut?

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - 1. Prolog

Bali 2017

Empat tahun lalu aku bertemu dengannya. Iya, dia yang sekarang menjadi pacarku, Awal pertemuan kami tak seindah kisah romansa dalam novel bertajuk cinta. Biasa saja, tak ada yang istimewa.

Kala itu aku berkenalan dengannya di salah satu aplikasi bernama instagram. Hari demi hari pun berlalu, kita pun menjadi lebih dekat. Sungguh tiada kusangka dia yang menjadi pacarku sampai saat ini.

Dia adalah Bunga, dia adalah perempuan yang sekarang menjadi pacarku, seorang perempuan yang sangat sederhana. Dia bukan wanita yang pandai menyenangkan hati pria dengan kata-kata mesra. Jujur dulu aku sangat merasa terganggu dengan kehadirannya, aku begitu benci padanya. Benci dengan segala hal tentangnya. Benci dengan style-nya. Benci setiap kali dia menghubungiku ataupun mengirim sebuah pesan singkat lewat ponselnya ke ponselku. Bagiku, dia telah memiliki pria lain, lalu untuk apa aku membalas pesannya? Rasanya seperti membuang-buang waktu serta tenagaku saja.

Hari demi hari pun telah berlalu, entah sudah berapa lama dia tidak menghubungiku. Tidak pula mengirim pesan singkat yang bagiku mengganggu aktivitasku. Mungkin karena aku jarang sekali merespons celotehannya, lagi pula dia telah mendapat pria barunya di luar sana. Well, semestinya aku merasa bahagia karena tidak ada lagi yang menggangguku seperti sebelumnya. Tapi anehnya, ada perasaan berbeda yang menyelimuti hati dan pikiranku ketika dia tidak ada.

Semacam ada sedikit rasa kehilangan ketika dia tak ada. Mungkinkah aku merindukannya? Tidak, rasanya tidak mungkin. Ini tak boleh terjadi. Aku terus meyakinkan diriku bahwa aku tak merindukannya. Namun nyatanya setiap aku berusaha meyakinkan diriku, perasaanku semakin menjadi-jadi. Ku akui ternyata aku memang benar-benar merindukan kehadirannya. Dia, Bunga... Wanita yang kurindukan.

Sayangnya sudah terlambat rasanya untuk memperbaiki semuanya, karena dia telah pergi. Dia tak lagi ada untukku. Entah kenapa aku ingin dia menggangguku lagi seperti dulu. Aku ingin dia hadir lagi di hidupku. Tapi bagaimana caranya? Haruskah sekarang aku yang mengganggunya? Sama seperti dia mengangguku dulu?

Aku merasa kesepian meski di tengah banyaknya teman. "Hmm, mungkin ini hanya perasaanku saja. Karena beberapa minggu terakhir dia tak pernah absen membuat ponselku berdering. Jadi wajar saja jika aku merasa ada yang berbeda saat ponselku hening tanpa ucapan selamat tidur darinya, tanpa cerita konyol yang baginya bisa membuatku tertawa," itu pikirku. Tapi tidak, pikiran dan apa yang aku perbuat tidak sejalan dengan apa yang kumau, malam itu aku merasa ingin tahu kabarnya. Malam itu juga untuk pertama kalinya aku mengirim pesan singkat terlebih dahulu padanya. Beberapa menit kemudian ponselku berdering, ternyata itu adalah pesan darinya. Yes, dia membalas pesan singkat dariku. Entah mengapa aku merasa begitu bahagia. Sungguh Allah Maha Kuasa membolak-balikan hati manusia.

Singkat cerita, kedekatan kian terasa. Setiap hari kami tidak pernah absen bertukar cerita, mungkin hubungan yang dia jalani dengan pria lain itu sudah selesai. Hingga pada suatu ketika kami memutuskan untuk menjalani hubungan asmara. Namun, seperti pasangan lain pada umumnya, tentu perjalanan cinta ini diwarnai suka dan duka. Terlebih lagi, aku dan dia menjalani hubungan berpacaran selama empat tahun lamanya. Itu memang bukan waktu yang singkat jika di bayangkan, namun tidak pula terasa lama jika keduanya saling menguatkan dan menjunjung tinggi nilai kesetiaan. Sama seperti aku dan dia, hubungan kami tak terasa lama karena kami saling setia satu sama lain.

Hidupku terasa lebih berwarna ketika ada Bunga di sampingku, Bunga seakan menjadi pelengkap kekosongan hatiku selama ini. Bunga mampu menjadi sosok perempuan yang sempurna dalam memahamiku. Bunga lambat laun bisa mengetahui apa yang kusuka dan apa yang tak kusuka. Bunga juga selalu memberiku perhatian lebih yang membuatku merasa nyaman ketika ada didekatnya. Aku merasa bahwa mungkin aku tak akan bisa jika nanti tak ada dirinya, aku mungkin tak akan sanggup jika Allah memisahkan kami. Harapanku adalah aku ingin Bunga terus berada di sampingku hingga tua nanti. Aku hanya ingin itu saja.

Kebahagiaan begitu terus datang menghampiriku. Bunga cantik, juga baik. Bunga tak hanya cantik fisik namun juga cantik hatinya. Aku suka memanggilnya dengan sebutan "Bungaku." Ternyata Bungaku memang pantas memiliki nama Bunga karena persis seperti sosok Bunga yang harum, indah dan cantik. Tak hanya itu, kebahagiaan lainnya adalah keluargaku setuju ketika aku memutuskan berpacaran dengan Bunga, hingga sekarang. Hubungan kami masih baik-baik saja. Aku bahagia, sangat bahagia. Aku sangat bersyukur pada Allah karena Allah mengizinkan aku untuk menjadi pendamping hidup Bunga, selama empat tahun lamanya, semoga saja Allah mengizinkanku menjadikan Bunga sebagai pendampinh hidupku selamanya.

Tak ada yang lebih indah dari mencintai dan dicintai. Kadang banyak orang yang bilang bisa pacaran dengan orang yang kita sayang dan kita cinta itu adalah sebuah anugerah yang besar. Biasanya selalu saja ada halangan di setiap huhungan. Namun selama ini aku berpacaran dengan Bunga, aku belum menemukan sesuatu hal yang sulit yang menghalangi hubungan kami. Tentu saja, apalagi? Kami sudah saling mencintai dan bisa pacaran selama empat tahun, dari kedua belah pihak keluarga pun sudah merestui hubungan kami. Apa yang lebih indah dari itu semua? Bagiku tak ada. Rasanya semua sudah sangat lengkap.

Tapi setelah hari-hari berlalu, yang kupikir hubunganku akan mulus-mulus saja ternyata tidak. Aku dan dia sempat memiliki kerenggangan karena suatu hal, suatu hal yang hampir membuatku dan Bunga berpisah.

Bunga lama-kelamaan mulai berubah dan terlihat bosan padaku. Bunga menjauh, aku tak tahu apa yang membuat Bunga berubah. Padahal aku tak merasa membuat kesalahan yang berarti padanya, sebelumnya hubunganku baik-baik saja dengannya, namun nyatanya Bunga tiba-tiba berubah. Bunga tak lagi perhatian padaku, Bunga tak lagi menganggapku istimewa. Ada apa dengan Bunga? Apakah Bunga benar-benar bosan padaku? Apakah hubunganku dengan Bunga akan berakhir? Aku takut dan tak siap itu terjadi. Aku sudah berpikir sejak awal bahwa aku tak bisa jika tak ada Bunga. Aku sudah terlalu nyaman padanya, aku tak siap jika harus dipisahkan.

Aku terus bertanya-tanya tentang itu, aku merasa gelisah dan takut sepanjang waktu. Hari-hari begitu berat kulalui tanpa hadirnya Bunga. Bunga menjauh, rasanya separuh jiwaku hilang entah kemana. Hingga lama kelamaan Bunga benar-benar tak memberiku kabar apapun tentangnya, aku khawatir. Apa yang terjadi dengan Bunga? Bunga menghilang seperti dulu awal pertemuan kami.

Pertanyaan itu terus terngiang di kepalaku, hingga suatu saat Bunga jujur ke padaku bawah aku hampir saja mau selingkuh dariku. Aku tidak tau lagi apa yang harus aku lakukan. Aku hanya termenung, dan menanyakan ke diriku sendiri "Aku salah apa sih?"

Dengan siapa sebenarnya Bungaku mau selingkuh?