Sementara itu, Sinto, Evelin, Azumi serta dokter Ferdy sudah tiba di Surabaya. Dan langsung menemui mama Resty, Dinda dan Tina serta Pak Bramana Putra serta Haraka.
Mereka berpelukan satu sama lain begitu bertemu di kediaman yang mewah tersebut.
Semuanya terlihat bahagia satu sama lain.
Terutama Pak Bramana Putra. Ia terlihat menitikkan air mata begitu melihat Sinto berada di hadapannya.
Tiba-tiba ia jatuh berlutut di hadapan Sinto sambil memeluk kedua kaki anak itu erat-erat dan menangis tersedu-sedu.
"Pa!" ucap Sinto juga dengan suara yang terbata-bata.
"Sinto. Maafkan papa ya, Nak!" kata Pak Bramana Putra yang terus memeluk kedua kaki pemuda itu.
"Pa, sudahlah. Aku sudah memaafkan papa." Kata Sinto sambil mencoba menarik tubuh orang tua itu untuk bangkit berdiri.
Akhirnya Sinto berhasil mengangkat berdiri Pak Bramana Putra.
Ia melihat ke arah Evelin, lalu katanya kepada Evelin, "Nak, maafkan aku ya."