Mendengar perkataan Arata, Resty dan keluarganya tidak terkejut, tetapi yang terkejut justru adalah Iwao.
"Kau yakin dia yang menyuruh kita?" tanya Iwao dalam bahasa Jepang.
Arata mengangguk lemah sambil meringis menahan gatal dan perih di sekujur tubuhnya.
Iwao terlihat menahan amarah dan penyesalan. Tetapi sudah terlambat dia langsung di giring oleh beberapa pasukan dari anak buahnya Resty ke polisi untuk di penjarakan.
Kini tinggal Arata, Resty, Dinda dan Haraka serta si pimpinan pasukan yang di kirim oleh Evelin.
Melihat Arata masih kesakitan dan mengetahui kalau ibu Kartika mengenalinya, mau tidak mau Resty segera menghubungi kenalannya yang seorang dokter terbaik di Surabaya.
Beruntung dokter itu menyanggupi untuk datang ke tempat tinggal Resty.
Setelah mematikan ponselnya, Resty berkata kepada si pimpinan pasukan, "Biar nanti para anak buahmu yang terluka di periksa oleh dokter saya saja."
"Terima kasih nyonya!" balas si pimpinan pasukan sambil membungkukkan badannya.