Pagi mulai merekah, semua orang semakin antusias saja. Karena min H-4 akan memasuki tahun baru.
Semua orang bersemangat walaupun salju sudah mulai turun di mana-mana.
Tampak anak-anak membuat bola-bola salju lalu bermain saling melemparkan satu sama lain dengan bola-bola salju tersebut.
Mereka terlihat gembira, tampak juga seseorang sedang terlihat tertawa-tawa mengikuti permainan anak itu, siapa lagi kalau bukan si Pak Bramana Putra yang sudah tidak terlihat bentuk rupanya seperti orang gila.
Di saat ia tertawa-tawa menyaksikan anak-anak itu bermain-main, tampak sekilas air mata keluar di sudut kedua matanya.
Ia ternyata masih ada memorinya yang belum hilang, di mana memorinya itu di saat kedua putrinya masih berusia sepuluh dan tujuh tahun. Di mana di setiap menjelang tahun baru mereka berempat selalu keluar negeri dan bermain bola salju bersama-sama.