"Tina, coba kau ceritakan kepadaku. Sesungguhnya apa yang kau lihat semalam hingga kamu tak sadarkan diri. Kini tubuhmu gemetar ketakutan." Bujuk Haraka dengan penuh kasih sayang.
Tina langsung masuk ke dalam pelukan Haraka dan menangis histeris lagi. Tampak kedua bahunya terguncang hebat.
Tak lama kemudian Resty dan Dinda masuk ke dalam.
Melihat Tina seperti itu, Resty berkata dengan suara halus.
"Nak, apa yang kamu lihat tidak sepenuhnya dengan apa yang kamu pikirkan."
Ternyata perkataan Resty mamanya memancing Tina untuk bercerita.
"Tidak mama. Aku melihat sendiri dengan mata kepalaku kalau orang itu adalah ayah." Katanya dengan nada meyakinkan.
"Ayah?!" gumam Resty dan Dinda bertanya-tanya dengan wajah yang terlihat seperti tidak percaya.
"Apakah betul kalau Pak Bramana ada di sini juga?" tanya Evelin kepada Resty dan Dinda.
Mereka saling bertatapan satu dengan yang lain, lalu perlahan-lahan mengangguk.
