Gambar foto itu sudah di terima dari tadi oleh Pak Bramana dan Resty. Tetapi karena Pak Bramana enggan membuka ponselnya serta Resty langsung di operasi karena terkena peluru. Maka mereka berdua tidak membuka ponsel masing-masing.
Baru tengah malam mereka membuka ponsel mereka.
Begitu melihat video tersebut keduanya langsung kaget.
Resty kembali tak sadarkan diri.
Sedangkan Pak Bramana Putra langsung menghubungi Restu.
Tetapi kali ini Restu yang tidak menerima panggilan telepon dari kakak iparnya itu.
Berkali-kali Pak Bramana mencoba menghubungi, berkali-kali pula Restu mematikannya atau membiarkannya hingga tampak di wajah Pak Bramana memerah karena menahan amarah.
"Kau boleh melukai istriku, tetapi jangan coba-coba berani menyentuh putriku!" kata Pak Bramana dengan geramnya.
Ia melirik arlojinya, "Baru mau jam dua pagi." Katanya kesal.
"Aku pun tidak tahu dia menaruh putriku di mana." Keluh Pak Bramana sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.