Ketika ia terbangun, ia memperhatikan seluruh ruangan.
"Sepi sekali ya." Gumamnya pelan.
Kemudian ia teringat kembali kejadian itu.
"Rencanaku semuanya gagal karena anak itu. beruntung ayahnya masih menitipkan uang sepuluh milyar. Kalau tidak, aku sudah jadi gembel saat ini." ucap Pak Broto sambil mengepalkan tinjunya.
Tak lama kemudian ponselnya berbunyi.
Lalu terdengar suara si pemuda bertopi merah di seberang sana, "Bos, saya sudah sampai di vila yang bos sudah kasih alamatnya. Suasana vila itu sepi bos, tidak ada tanda-tanda kehidupan."
"Kamu yakin?" tanya Pak Bramana dengan nada tidak percaya.
"Sebentar bos, saya kirim videonya dulu. Nanti bos cek. Apakah yang ini atau bukan." Kata si pemuda bertopi merah kepada Pak Bramana.
Tak lama kemudian Pak Bramana memperhatikan video yang di kirimkan.
Setelah menyaksikan video tersebut, "Betul sekali Vila ini miliknya. Tetapi sepi sekali ya. Seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan."
