Mata Pak Bramana seperti hewan liar memandangi tubuh Evelin. Sambil membuka dompetnya dan mengeluarkan sepuluh lembar uang seratus dolar ia berkata kepada Evelin, "Jadilah gundikku. Maka kau setiap hari akan menerima lima kali lipat dari ini."
"Keluar sekarang juga!" teriak Evelin dengan sekuat tenaga.
Mendengar wanita itu berteriak, buru-buru Pak Bramana menutup mulut wanita itu dengan tangannya sambil mengancam, "Ingatlah, nyawamu berada di tanganku. Jika kau berteriak lagi atau tidak mau jadi gundikku. Pertama-tama yang akan sengsara adalah anak Sialan itu."
Tak lama kemudian terdengar suara Resty dari luar kamarnya, "Evelin ada apa. Kenapa kamu berteriak sekeras itu?" tanyanya dengan nada khawatir.
"Jika kamu mengadu, maka jangan salahkan aku jika anak itu benar-benar mati." Setelah mengancam Pak Bramana segera bersembunyi di bawah kolong tempat tidur Evelin.
Wanita itu tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya berkata dari balik pintu kamarnya tanpa membukanya dari dalam.