Chereads / Percayalah padaku / Chapter 17 - Keadaan Darurat

Chapter 17 - Keadaan Darurat

"Baik. Terima kasih telah menjawab dengan baik dan selamat karena telah berhasil menyelesaikan ujian ini. Bersiaplah untuk ujian terakhir nanti dan jangan lelah.

"Haaaah... Capek banget. Dari siang sampai malam gini belum kelar-kelar. Untunglah hanya tersisa 2 orang lagi. Ayo! Semangat Dara!" Dara bergumam pelan sambil melihat kertas catatan di tangannya. Saat dia masih memeriksanya, tiba tiba terdengar suara orang yang berteriak memanggilnya.

"Pengawas! Nonaa Pengawas! Tunggu sebentar!"

Tubuh Dara tersentak kaget dan dia segera menoleh, melihat ke arah orang yang memanggilnya. Dia bisa melihat seorang pemuda berteriak dan berlari menghampirinya. Wajahnya terlihat panik.

Dara nampak tidak terkesan. Dia memalingkan mukanya. "Ada apa? Kau tidak lulus, jadi maaf ya. Tapi masih ada kesempatan di lain waktu."

Pemuda itu berhenti di didepannya. Dia nampak terengah-engah. "Haaah...haah..Tunggu Pengawas...Bukan itu....Ada...Ada pembunuhan!"

"Apa? Apa maksudmu?"

"Tunggu...Tunggu sebentar..haaah." Pemuda itu menenangkan dirinya. Dia terlihat menarik nafas sedangkan Dara terlihat makin tidak sabar.

"Apa maksudmu? Jelaskan!"Dara menarik kerah pria itu. Pria itu kaget dan mulai menjelaskan situasi dengan panik. "A...Aku juga tidak tahu. Awalnya terdengar suara kaca pecah dan kemudian gelap. Sepertinya seseorang merusak dan memecahkan beberapa lampu. Saat suasananya mencekam, kami mendengar teriakan kesakitan beberapa orang dan jeritan minta tolong. Itu membuat semua orang panik dan akhirnya berlari kesana kemari mencari anda, Nona Pengawas."

"Dimana itu terjadi?"

"Di sebelah sana." Pria itu menunjuk ke arah tenggara. "Sekitar 400 meter dari sini."

Dara melepaskan genggamannya pada pria itu dan segera berlari ke arah yang ditunjuknya. Benar saja, suasananya sangat gelap. Padahal itu merupakan lampu terbaik yang dibuat oleh orang yang berpengalaman dan jumlahnya cukup banyak. Siapa yang sanggup menghancurkan semua lampu itu? Ditambah lagi sekarang sedang fase Bulan mati sehingga membuat suasana lebih mencekam.

"Uuugh...Semuanya mohon tenang! Aw!" Beberapa orang berlari ke tempat terang tanpa sadar menabrak Dara. Dara heran, apa yang terjadi di sini?

Dara mulai bergumam "Aktifkan skill [One Heart]!"

"Aku ingin meminjam element 'Cahaya'!" Pupil mata Dara berubah menjadi keemasan.

"[Holy Light Lantern!]"

Setelah Dara meneriakkan itu, tiba-tiba muncul 12 kotak persegi di sekitarnya. Kotak berwarna keemasan itu melayang ke 12 arah mata angin di sekitarnya. Setelah melayang cukup tinggi, mereka mulai mengeluarkan cahaya yang terang dan cukup menyilaukan. Dalam sekejap, lapangan yang awalnya suram dan gelap berubah terang seperti di siang hari. Dan akhirnya terlihatlah apa yang terjadi.

Dara menutup mulutnya, tidak percaya akan apa yang ada didepannya. Beberapa orang juga terlihat tercengang, bahkan ada yang sampai jatuh pingsan.

Apa yang dilihatnya merupakan beberapa potongan tubuh yang sudah terpotong-potong dan dimutilasi. Anggota tubuh mereka terlihat berserakan dan bercak darah dimana-mana. Saking berserakannya, orang yang melihatnya tidak bisa menebak berapa orang yang terbunuh. Namun, Dara dengan cermat mengamati sekitar dan akhirnya mengetahui jika terdapat 5 mayat, 3 pria dan 2 wanita. Dia bisa tahu dari melihat 5 kepala yang berserakan.

[Allies Communication]

"Hey, kau dengar aku? Kita mempunyai beberapa masalah disini. Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang. Tolong kirim beberapa petualang dengan elemen Air dan Cahaya kesini! Kita mempunyai keadaan darurat. Lokasinya? Kau bisa melacakku kan? Ok, tolong cepat kirim mereka. Aku mengandalkanmu. Dah." Dara mematikan skill-nya dan menghela nafas. Dia melihat dan menyentuh bercak darah yang masih segar di permukaan tanah. Dara mengamati ke darah yang menempel di jarinya.

"Siapa yang melakukan ini? Dan kenapa?" Padahal mereka bahkan belum menjadi Petualang...Sangat brutal."

Dara mengalihkan pandangannya dan mengamati kerumunan di sekitarnya.

"Dia....."