Chi Gui terdiam sejenak, kemudian memberikan semangat kepada Su Niannian, "Semangat!"
Su Niannian tampak sangat termotivasi. Sepanjang kelas berlangsung, ia fokus menulis lagu. Padahal, menulis musik merupakan kegiatan yang menguras pikiran, tetapi wajah gadis itu terlihat sangat bahagia.
Pada siang hari setelah kelas selesai, Su Niannian mengambil roti dari dalam tasnya.
"Kak Chi, aku tidak pergi makan dulu ya. Aku sedang mendapatkan inspirasi, jadi harus cepat-cepat mencatatnya di kertas." Setelah mengatakan hal itu, mata Su Niannian pun kembali menatap ke kertas dan menulis dengan cepat.
Kebetulan, Chi Gui akan pergi ke toko peralatan medis milik Fu Si untuk membeli sesuatu. Setelah meminta Xin Gu untuk membelikan Su Niannian makan siang, ia pun keluar kampus dengan tasnya.
***
Di dalam toko peralatan medis.
Fu Si sedang berbaring di sofa depan jendela, satu lengannya diulurkan hingga menggantung. Ada sebuah luka panjang dan dalam di lengannya yang putih kurus itu, masih mengalirkan darah segar.
Namun, Fu Si seolah tidak merasakan rasa sakit apa pun. Tangannya yang lainnya sedang sibuk mengirim pesan dengan ponselnya. Sesaat kemudian, wajahnya yang tampan tampak sangat suram, bagaikan seekor binatang buas yang kelaparan.
"Tuan Fu, maafkan aku, ini adalah kelalaian kami!" Qin Sheng mengambil kotak obat dan mendekati Fu Si, masih dalam kondisi panik.
Kecelakaan tadi jelas-jelas direncanakan oleh seseorang. Jika Tuan Fu tidak memiliki insting yang cepat, Qin Sheng tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi.
"Haha!" Fu Si tertawa. Suara yang dalam dan biasanya menarik perhatian itu kini terdengar berbahaya dan dingin. "Sepertinya akhir-akhir ini aku terlalu baik, orang seperti ini saja sudah berani menandingiku sekarang."
Fu Si mengelus-elus gelang manik-manik Buddha yang ada di tangannya sambil bertanya, "Apa orang itu sudah tertangkap?"
"Sudah." Qin Sheng tidak berani mengatakan omong kosong yang tidak penting sekarang.
Fu Si menaikkan sudut bibirnya. Lensa matanya yang memantulkan cahaya matahari terasa begitu dingin. "Beritahu para bawahan, mereka harus…"
Pada saat yang bersamaan, Chi Gui masuk ke dalam toko itu, kepalanya menoleh ke arah Fu Si dan Qin Sheng..
Saat ini, Chi Gui memakai baju putih polos dan celana jeans. Sepasang matanya terlihat hitam dan terang di bawah poni. Pembawaan yang kalem dari gadis itu membuat emosi orang yang melihatnya pun jadi tenang.
Sosok dingin dalam diri Fu Si pun menghilang seketika.
Kini, senyuman di sudut bibir Fu Si diwarnai dengan kehangatan, mata pria itu memancarkan cahaya.
Suara Fu Si yang sebelumnya terdengar garang dan berbahaya saat berbicara dengan Qin Sheng pun berubah menjadi lebih halus, "Harus melayaninya dengan baik, membiarkan dia menikmati pelayanan terbaik dari kita."
Mendengar itu, Qin Sheng pun bingung. Ia hanya bisa bertanya-tanya dalam hati, 'Apa-apaan ini?'
Saat ini, posisi Qin Sheng sedang membelakangi pintu toko. Maka dari itu, ia tidak melihat kemunculan Chi Gui. Sesaat kemudian, ia melihat Tuan Fu mengangkat tangannya. Pria yang tadinya masih mengeluarkan temperamen sadis itu kini tersenyum lembut dan ramah, "Nona Chi, selamat siang!"
Qin Sheng terdiam...
Chi Gui berjalan mendekati Fu Si, kedua matanya memandang lengan pria itu yang masih mengalirkan darah. "Kamu cedera?"
Mata Fu Si menyempit sebentar, sebuah cahaya gelap terlintas di sana. Pria yang sebelumnya baik-baik saja dan tidak merasa kesakitan itu tiba-tiba tampak sangat lemas. Wajahnya menunjukkan senyuman yang aneh, seolah sedang menahan rasa sakit.
"Iya… Tadi aku kecelakaan… Maaf ya. Apakah ini membuatmu takut?"
"Kenapa tidak ke rumah sakit?" tanya Chi Gui.
Fu Si tersenyum pahit, dengan lemas ia berkata, "Aku tidak punya uang. Kemarin saat membuka toko peralatan medis impianku ini, aku bertengkar hebat dengan keluargaku. Semua uangku sudah diinvestasikan sebagai modal awal toko, dan kini masih belum ada keuntungannya."
Qin Sheng rasanya hampir muntah darah mendengar omongan Fu Si. Jika kata-kata tuannya itu didengar oleh Tuan Besar Fu yang berada di kota besar Jing, kemungkinan besar ia akan segera terbamg ke sini untuk memukul anak durhakanya!
Chi Gui pun terdiam. Lalu ia merasa harus mengimbangi akting Fu Si. Bagaimanapun, ia tetap harus menutupi identitasnya....
Akhirnya, Chi Gui pun dengan perhatian berkata, "Kalau begitu, aku tidak akan mengganggumu untuk membalut luka. Aku akan datang lain kali lagi."
Fu Si bingung. 'Sepertinya alur cerita ini tidak benar!'
Melihat Chi Gui benar-benar akan pergi, Fu Si segera membuka mulut dengan lemas, "Nona Chi, apakah kamu bisa membantuku untuk membalut luka ini?"