Chereads / Bandit Cantik / Chapter 3 - Kalau Aku Menjadi Bandit, Akan Kuhajar Kau

Chapter 3 - Kalau Aku Menjadi Bandit, Akan Kuhajar Kau

Semua anggota Keluarga Huo memiliki pengawal pribadi masing-masing. Cheng Ruoxue tahu bahwa Huo Zixing pasti akan mengatasi masalah dengan melakukan kekerasan. Dia tampak sangat senang melihat penderitaan Yan Jinyi. Hatinya merasa sangat puas.

Lihatlah, San Shao benar-benar peduli padaku. Gumam Cheng Ruoxue dalam hati.

Huo Zixing melambaikan tangannya, dan dua pengawal bertubuh tinggi di belakangnya sudah berjalan menuju Yan Jinyi.

Orang-orang di tempat ini memalingkan wajah mereka karena takut melihat adegan berdarah-darah yang akan terjadi. Namun, setelah menunggu lama, mereka tidak kunjung mendengar jeritan kesakitan dari Yan Jinyi, dan yang terjadi malah...

Tanpa pikir panjang, Yan Jinyi langsung mengambil sapu dan mengibaskannya ke tubuh Huo Zixing tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Tidak ada yang menyangka kalau Yan Jinyi berani memukul Huo Zixing, termasuk Huo Zixing sendiri. Huo Zixing pun menahan rasa sakitnya karena Yan Jinyi memukul tongkat sapu itu ke tubuhnya dengan begitu kuat.

Rasa sakit yang menyengat langsung menjalar ke seluruh tubuhnya. Huo Zixing melompat di tempat sambil berteriak kesakitan, "Dasar wanita menjijikkan! Beraninya kau memukul seorang Tuan Muda sepertiku. Apa kau sudah tidak mau hidup lagi, ha?"

Huo Zixing benar-benar kesal, dan kelima jarinya mengepal erat. Dia siap memberi pelajaran pada wanita di depannya ini dengan tangannya sendiri. Namun, sebelum dia sempat menyentuh Yan Jinyi, Yan Jinyi meraih lengan Huo Zixing dan memutarnya ke belakang. Dia berhasil mengunci gerakan Huo Zixing dengan begitu mudahnya.

"Kau... kau… beraninya kau melakukan hal ini pada tuan muda ketiga dari Keluarga Huo!"

Huo Zi tidak bisa bergerak. Dia merasa terhina, dan wajahnya yang tampan memerah karena amarahnya memuncak.

Yang lain bahkan lebih ketakutan, terutama Cheng Ruoxue, yang paling dekat dengan keduanya. Dia menyaksikan insiden itu dari dekat, dan suara keras tongkat sapu yang memukul tubuh Huo Sanshao masih bergema di telinganya.

"Kalau aku seorang bandit, kau akan kuhajar sampai babak belur. Kemampuan seperti itu saja kau pamerkan dengan begitu percaya diri. Apa kau tak tahu malu? Bukankah kau hanya tahu cara mengandalkan kekuatan orang lain untuk menyalahgunakan kekuasaan? Sayangnya, kau pasti tidak akan mampu bertarung mengalahkan seorang kaisar sepertiku, ya kan? Pulanglah, aku akan mengajarimu seperti kakak kandungmu sendiri!"

Huo Zixing sangat ingin mencincang-cincang tubuh Yan Jinyi hingga tak bersisa, tapi tiba-tiba dia tertegun mendengar ucapannya ini.

Bertindak sebagai kakaknya?

Kakaknya?

Tunggu tunggu, apakah wanita ini adalah...

Yan Jinyi?

Sial!

Hanya saja, meskipun dia merasa sangat tidak asing, mana mungkin wanita ini adalah Yan Jinyi, kakak ipar keduanya yang sama sekali tidak dianggap keberadaannya dalam Keluarga Huo? Kapan Yan Jinyi menjadi begitu cantik dan memiliki keterampilan berkelahi yang sangat hebat seperti barusan? 

Huo Zixing masih terkejut, bahkan raut muka semua orang-orang di sekitar sana langsung memucat karena tindakan tak terduga yang dilakukan Yang Jingyi. Mereka berusaha tidak terlihat menonjol karena takut orang yang tidak bersalah akan kena imbasnya juga.

Gila gila, Yan Jinyi benar-benar sudah gila. Bisa-bisanya dia memukul San Shao!

"Masuk ke mobil."

Yan Jinyi menegurnya dengan keras, lalu berjalan duluan. Dia membuka pintu dan duduk di dalam mobil, mengabaikan Cheng Ruoxue dan yang lainnya yang saat ini sedang menatapnya dengan gemetar.

Mereka hanya bisa menunggu dalam diam dan tidak berani bergerak sedikit pun. Mereka akan membereskannya lain kali saja. 

Huo Zixing tercengang melihat aura yang mengintimidasi dan sangat kuat keluar dari tubuh Yan Jinyi. Dia mengikuti kakak iparnya itu masuk ke dalam mobil dengan tampang bodoh. 

Pikiran Huo Zixing masih sangat kacau, jadi dia menurut begitu saja, seperti anak bodoh. Sementara itu, Yan Jinyi diam-diam mulai mengamati bagian dalam mobil mewah yang mereka tumpangi.

Ini adalah alat yang unik, namun secara umum digunakan dalam era waktu saat ini!

Kualitasnya cukup bagus dan bahkan jauh lebih cepat dari kemampuan larinya.

Sebenarnya, dia juga cukup tercengang. Dia masih merasa bahwa dirinya adalah nenek moyang yang hidup ratusan tahun yang lalu. Kala itu, dia menghabiskan 20 tahun usianya untuk mengemban kekuasaan dan jabatan yang tinggi, yaitu sebagai pemimpin bandit. Dia membunuh siapapun yang tidak sesuai kehendaknya. Bahkan, dalam dirinya masih ada jiwa seorang bandit yang memiliki misi pengejaran yang tak terhitung jumlahnya. Tetapi begitu berada di kehidupan ini, dia malah terlahir sebagai seorang wanita yang sudah menikah. 

Sudut mata Yan Jixing membidik Huo Zixing, lalu dia menghela napas secara perlahan.

Bagaimanapun juga, dia dan timnya telah mengantri selama 500 tahun untuk mendapatkan kesempatan bereinkarnasi. Tentu saja, dia sangat menghargai kehidupan ini! 

Cepat atau lambat, seorang pria pengecut seperti Huo Zixing pasti akan mengadu pada Keluarga Huo.

Setidaknya, Yan Jinyi sekarang masih berstatus sebagai istri dari tuan muda kedua Keluarga Huo. Demi kehidupan yang makmur dan kaya di masa depan, dia juga harus menggenggam erat bocah ingusan ini dan memanfaatkannya.

Saat mobil masih melaju menuju villa mewah yang sangat besar milik Keluarga Huo, Huo Zixing tiba-tiba tersadar kembali, dan pikirannya kembali bekerja normal. Dia baru sadar kalau baru saja dipukuli.

Dia dipukuli.

Seorang Huo Zixing, yang telah hidup selama 27 tahun, dipukuli oleh seorang wanita!

Sial!

"Yan Jinyi, apa kau kira dirimu bisa menindas orang lain atas nama Keluarga Huo saat tidak ada Kakak kedua? Kuberitahu kau, itu tidak mungkin. Bahkan meskipun kakak laki-laki keduaku sedang tidak ada di rumah Keluarga Huo, kau tetap tidak boleh menyalahgunakan kekuasaan. Cepat bersujud minta maaf padaku! Tiga kali!"

Reaksi bocah ini benar-benar sangat lambat.

Yang Jinyi hanya tersenyum menghina. Dia mengabaikan Huo Zixing begitu saja, kemudian mendorong pintu dan turun dari mobil.

Melihat sikapnya ini membuat Huo Zixing menjadi lebih kesal lagi. Namun, begitu dia hendak berbicara lagi, dia melihat Yan Jinyi mencabut cabang rumput-rumput hias yang digunakan untuk memagari tanaman dan bunga-bunga yang merambat di halaman.

Mengingat tongkat sapu yang mengenai punggungnya tadi, entah kenapa sakit itu terasa lagi. 

"Apakah kamu ingin aku minta maaf?"

Yan Jingyi mengambil cabang rumput itu dan mengetuk-ngetukan akarnya yang dipenuhi tanah. Dia mengangkat alisnya dengan santai sambil tersenyum licik, bahkan suaranya terdengar main-main.

Huo Zixing diam-diam menelan ludah dan gemetar ketakutan. Seketika, dia sangat panik.