Dicky benar-benar melakukannya.
Ketiga bocah yang harusnya nggak terlibat hal mesum seperti itu kini malah membantunya.
Aku bisa kehilangan fokus dan karena itulah aku harus menyingkir dari sini.
2PM dari Korea sekarang sudah mencapai 88%.
Sementara tim kami, Gajahmada masih terpaut sedikit, 86%.
Setidaknya kami bisa mempersempit jarak dengan mengejar 8% progress Antigen ini.
Tubuhku sudah sejak tadi terasa panas. Sedikit lagi panas tubuhku mencapai batas.
Kugapai Termometer didalam kotak P3K dan kugunakan untuk mengukur suhu tubuhku.
Sambil menunggu hasil Termometer, aku terus membenahi Data yang harus kukirim ke Natania, satu dari tiga Peneliti (Scientist) dalam tim kami.
38.9° Celcius...
Sedikit lagi aku pasti ambruk...
Kuletakkan Termometer dan bergegas berlari kearah dapur.
Termos didekat kompor rupanya masih menyisakan cukup banyak air panas.
Kutuang air panas kedalam gelas bening hingga separuh, kutambahkan air bening, sesendok madu, dan lemon.
98%...
Nggak bisa...
Tubuhku sudah tak kuasa. Tak terasa aku merebahkan diri dikasur di kamar Zaki.
Posisi Gajahmada dan 2PM setara. Progress kami mencapai 98%. Tapi aku...
"Yuan, cepat kirim Data Helium dan Protonnya..."
Ugh... Kepalaku pusing...
Sebentar... Hidrogen dan Positron ya...
Natania terlihat sangat terburu-buru...
Langit-langit mulai kabur...
Tubuhku melemah...
.
..
...
....
.....
Tidak!
Eh??
Bisa-bisanya aku tertidur?!!
Kuraih Android disebelah kanan leherku. Tubuhku terasa ringan, jangan-jangan aku tertidur sangat pulas dan mengacaukan semuanya?
Jam 4 pagi, masih dihari yang sama.
Bukannya satu jam yang lalu tubuhku terasa berat, dengan suhu yang sangat tinggi?
Kutelusuri perkembangan di Sosmed dan...
Handphoneku berdering. Muncul nomor Natania!
"Halo Nia? Maaf aku..."
Belum sempat menyelesaikan kalimatku, Nia-panggilanku terhadap Natania- memotong ucapanku : "Yuan! 2PM meretas data kita dan mencampurnya dengan Antigen mereka!"
Aku terhenyak tak sanggup berkata apapun.
"Kebetulan Data terakhir yang kau berikan salah dan mengacaukan antigennya, dan ini menjadi penyelamat kita!"
Salah?
Kacau??
Penyelamat???
Sebentar-sebentar...
"Apa maksudmu Natania?"
Ribuan pertanyaan meledak begitu saja dan sebuah pertanyaan singkat terlontar dan kurasa cukup mewakili Ribuan penasaran tadi.
"Saat ini 2PM diburu oleh pemerintah dunia akibat kekacauan yang terjadi.
Tapi karena Data yang dicuri dari kita berbeda dari konsep awal maka kita aman dari tuduhan penyebab kekacauan ini!"
Natania menjelaskan dengan tenang.
"Kekacauan apa yang kau maksud Nia?"
Langsung saja kutanyakan intinya.
.
..
...
Gila...
Hasil dari kesalahan riset menimbulkan Pandemi Virtual Reality Hypnosis.
Radiasi Gamma dan Signal Optik mempercepat penyebaran Antigen lewat gelombang elektromagnetik dan udara.
Uniknya Antigen ini mampu memanipulasi lima Indera manusia dan hewan hingga memunculkan dimensi bawah sadar kealam nyata.
Mutasi Antigen juga lambat laun merusak susunan geografis permukaan bumi secara perlahan.
Dan kesimpulan dari itu semua adalah...
Akibat gagalnya progress 2PM yang mencuri data tim kami, Gajahmada, dunia ini sekarang menjadi dunia yang mudah dikendalikan oleh Program Database oleh para Peretas!!!
.
..
...
....
.....
"Aku paham. Selain Pemerintah dan Cyber Police, seluruh Peretas dikerahkan untuk mengejar seluruh anggota 2PM, disaat bersamaan bekerja sama membenahi System Dunia yang saat ini sudah berubah!"
Bagus!
Kondisi dunia berubah drastis dalam satu malam!
Sebelumnya kami, para Peretas dan 'Prajurit Dunia Maya' kalah dan tenggelam ditengah kekuatan Politik dan Perekonomian dunia yang kotor!
Saat ini kami mengambil alih semuanya!
Muncul Pandemi baru yang disebabkan karena berusaha menghilangkan Pandemi sebelumnya.
Dan ini adalah hal yang terduga.
Syukurlah 2PM yang terkena Imbas dari kesalahan Data tersebut.
.
..
...
Jadi saat ini setiap manusia memiliki System Dasar yang sudah disetting sedemikian rupa!
Dan tentunya, System itu masih bisa dirubah sebelum menjadi Database yang paten.
Untuk itu Natania mengabariku mengenai hal ini.
Kami harus melakukan Pencegahan sebelum Virus ini melekat dan menguat dalam Peradaban manusia dan Permukaan Geografis Bumi!
.
..
...
....
"Baiklah Nia, sudah sejauh apa dunia terjebak dalam Pandemi Virtual ini?"
Kuhubungi Nia setelah berusaha berpikir jernih.
"Secara persentase, memang masih 2%.
Pandemi ini membuat Otak dan Syaraf manusia terkoneksi dengan Jaringan Nirkabel dan Sistem Komputerisasi Dunia.
Dan ini membuat Pemerintah dan Oknum tertentu mencari cara untuk membuat Hukum dan Sistem yang bisa beradaptasi dan mengendalikannya.
.."
Jadi begitu...
Memang baru berlangsung beberapa jam, tentu saja belum banyak hal yang terjadi, tapi 2% itu angka yang nggak bisa diremehkan.
Selain itu juga pasti semua pihak Berlomba-lomba menemukan cara untuk mengendalikan sistem untuk menguasai dunia dalam Pandemi ini dibandingkan dengan menuntaskan Pandemi ini sendiri.
"Gimana Yuan, apa ada ide?"
Natania mengetuk lamunanku.
"Ya, tentu saja Nia. Kita bisa memutuskan apa yang akan kita lakukan untuk kedepannya.
Dengarkan baik-baik..."
Aku Merendah nada suaraku dan memberi penekanan pada ucapanku setelahnya.
"Kali ini kita harus memilih, untuk Membiarkan Pandemi ini dan Menjadi Penguasa Dunia...
atau Menyelesaikan Pandemi ini dan Menjadi Pahlawan..."
Kubiarkan ia mencerna kata-kataku dengan baik, dan kuberi waktu baginya merenung sejenak.
"Aku akan menutup telponnya, kabari seluruh Tim Gajahmada, dan sampaikan pendapatku.
Kita berburu dengan waktu sebelum para Penguasa dan Hacker menentukan semuanya!"
Baru kali ini aku merasakan ucapan yang terasa begitu kuat dan sangat berpengaruh untuk masa depanku, bahkan masa depan kami semua.
.
..
...
....
.....
Disaat seperti ini, aku sendiri akan menentukan langkahku sebagai seorang Peneliti.
Yang jelas aku membutuhkan bantuan Peretas untuk membantuku.
Pertama-tama adalah Melihat Potensi dampak dari Pandemi ini, keuntungan dan kerugian dari dampak itu, dan kemungkinan penyebab berakhirnya Pandemi ini.
Sambil menunggu kabar dari Natania tentang keputusan tim Gajahmada akan kucari data Peretas handal di Sekolah Menengah Kejuruan terbaik di Provinsi ini.
.
..
...
Sudah selesai!
Lima belas menit.
Aku sudah selesai memetakan Kelebihan dan Kekurangan Pandemi Virtual ini.
Setelah memperhitungkan kemungkinan kesuksesan dibandingkan kelemahannya kuputuskan untuk memilih beradaptasi dengan Pandemi 'Virtual Reality' ini dibandingkan menyembuhkannya.
Dan aku yakin, Pemerintah atau bahkan Elite Global akan mencari cara agar membuat agar seolah-olah Pandemi ini mustahil untuk dibasmi.
Sisanya aku akan menunggu keputusan dari Tim Gajahmada.
.
..
...
....
.....
"Hai Yuan..
Aku sudah menghubungi yang lainnya..."
Natania menghubungiku setelah beberapa saat berlalu. Nada suaranya terdengar terburu-buru seperti biasa.
"Ya, dan...?"
Dengan tanggapan seperti itu aku yakin cewek sepertinya akan langsung menuju ke inti pembahasan.
"Sebagian besar dari mereka memilih tidak terlibat dengan ini.
Ini terlalu besar untuk ditangani dan, ya akupun berpikir demikian, Yuan..."
Jadi begitu...
Benar sekali, pelajar seperti kami nggak seharusnya berpikir terlalu jauh untuk mengubah dunia atau hal Berlebihan lainnya.
Kami hanya perlu bermain, berkumpul, bercanda, menyelesaikan tugas, berprestasi.
Tapi itu yang mereka pikir dan rasakan.
"Baiklah Natania, terimakasih..."
Cukup sekian dan kurasa aku akan berjalan sendiri.
.
..
...
Aku menoleh kearah Dicky yang masih terlelap dalam kondisi telanjang bulat.
Ini adalah kesempatanku untuk meningkatkan kemampuan dan wawasanku ke level berikutnya.
Dan sabarlah Dicky. Aku akan menjadikanmu partner untuk mencoba apa yang akan kukuasai.
Kubuka PC, Laptop dan Androidku.
Kuaktifkan seluruh Aplikasi Database dan juga Peramban Internasional beserta surel dan Serverku.
Aku akan mencoba sejauh mana Virus ini mengendalikan Dunia, dan sejauh mana aku bisa mengendalikan Virus ini!