Asya mulai menyusun rencana nya, ia tak sepenuhnya yakin kalau rencananya ini bisa berhasil, tapi setidaknya ia telah mencoba, kalau memang rencananya ini tidak membuahkan hasil, maka terpaksa Asya akan menyuruh seseorang untuk bekerja di rumahnya dan mengawasi pergerakan Erlan.
"Aku ingin pergi ke Singapura, mengunjungi Abra, Aku merindukan dia dan aku akan membawa Dion bersamaku, Apakah kamu mengizinkannya?" tanya Asya pada Erlan di sambungan telepon, itu karena memang mereka sangat jarang bertemu kecuali di meja makan.
"Tumben kamu mau mengajak Dion bersamamu! Ada angin apa?" Erlan sedikit terkejut mendengar perkataan Asya yang sungguh diluar dugaan.
"Kenapa, Ada yang salah dengan perkataanku?'
"Tidak, lalu bagaimana dengan kegiatan les Dion?"
"Aku akan menelpon pengurus disana, agar mengizinkan Dion untuk tidak mengikuti les dulu."
"Baiklah, berapa lama kamu akan berada di sana?'
"Belum tahu, tapi aku sangat mengerti kamu menginginkan aku sangat lama berada di sana kan!"