Sari masih memandangi kain putih yang membalut tangan kirinya saat ini, mungkin tangannya terasa perih akibat tergores oleh kaca tajam itu, namun rasa perih di tangannya itu juga menimbulkan rasa bahagia di hatinya, karena luka ini Sari bisa melihat sisi lain dari Erlan, ternyata Erlan sosok yang peduli dan sangat perhatian serta siaga untuknya.
"Apa pak Erlan memang laki-laki seperti itu, yang selalu siaga bila melihat orang lain dalam kesusahan," Sari bertanya sendiri.
"Sari.. Sari.. tidak usah terlalu pede, kamu jangan merasa diri kamu dispesialkan, mana mungkin Erlan membiarkan orang yang terkena musibah di depannya, ia biarkan saja, ayolah Sari, berpikir smart!" lagi-lagi sisi lain Sari mematahkan kesenangan hatinya.