"Kenapa kita engga jadian saja?" Celetuk Wanita di ayunan taman bermain yang tengah memakan ice cream vanila dengan pakaian santainya
"Apa?"
"Apa kau tak mengharapkan sesuatu yang lebih dari hubungan kita saat ini? Aku ingin lebih dari hubungan sebatas teman Fahmi" Ujar Wanita itu dengan mata yang berbinar. Mengharapkan sesuatu yang hebat terjadi dalam hubungan pertemanan antara dirinya dengan pria yang dia cintai.
Ia dan Fahmi adalah teman saat awal-awal Sekolah kelas 12 SMA. Sekolah ia dan fahmi memiliki sistem dimana setiap tingkat kelas memiliki teman kelas yang berbeda pula, tak ada satupun teman yang akan sama disetiap tingkat sekolah. Greyna adalah siswa kebanyakan lainnya, tak pandai namun tak bodoh pula. Siswa yang tak terlalu pandai bersosialisai namun bukan penyendiri. Awal masuk ia memang berminat duduk sendiri di bangku paling akhir, tempat favorit semua siswa. Namun sial pria bernama fahmi menggangu tempat favorit nya. Ia terpaksa sebangku dengannya. Fahmi adalah siswa pintar kebanyakan dengan kelakuan luar biasanya, ia bukan pria dalam novel yang disebut Most Wanted, ia pria biasa dengan kelakuan ganda menurut geryna. Sejak saat itu Fahmi gemar menggangu jam tidur geryna, gemar mengusili greyna, gemar lelucon bersama greyna. Karna itu pula mau tak mau greyna harus meladeni manusia dugong satu ini dan karna saling terbiasa pula rasa asing muncul di hati greyna. Bukan salah greyna juga kan rasa itu muncul. Saking lamanya menunggu jawaban dari Fahmi, ice cream vanila milik wanita ini perlahan mencair.
"Hei Grey ice creammu mencair. Habiskan dulu" Jawaban yang jauh dari harapan Greyna. Bukan jawaban ini yang Greyna mau. Apa Fahmi tak pernah merasakan apa yang Greyna juga rasakan? Mendengar jawaban tadi Greyna merasa seperti orang bodoh yang mengharapkan sesuatu kejadian hebat terjadi saat ini. Ia seperti anjing peliharaan yang mengharapkan majikannya membawanya pergi setiap saat. Apa sih hebatnya greyna berani meminta sesuatu terjadi? Kau bodoh greyna. Menghela nafas samar mentralkan penolakan secara halus yang telah ia terima.
"Ah iya makasih udah ingetin" Terpaksa ia harus menghabiskan ice creamnya walau nafsu miliknya telah sirna sekejap.
Kau bodoh greyna
"Maaf"
"Sudahlah, Ayok antar aku pulang nanti dimarahin buna, buna juga toh pasti nunggu aku. Ayok mi antar grey pulang udah malem" Ujarnya sambil berdiri dari ayunan. Sakit rasanya mendengar dan menerima penolakan dari orang yang kita cintai. Apa yang harus grey lakukan setelah ini? Apa yang harus ia lakukan? Ia merasa bodoh sekaligus malu. Akankan iya tetap bisa menerima ini semua? Ataukah? Entahlah ia pun merasa bingung kedepannya.
"A-ah iya buna pasti nunggu kamu, yaudah yuk pulang" Cakapnya sambil menggenggam tangan greyna secara halus menuju parkiran. Ia merasa bersalah tak menjawab pertanyaan greyna tadi. ia merasa ia tak ingin kehilangan orang yang ia cinta juga, namun bagaimanapun ada seseorang yang telah menagih janjinya.
Maafin Imey greyna, maafin imey
"Nih grey helm bogo kamu" Ujarnya memberikan helm kesukaan greyna saat sudah sampai parkiran. Merasa yang di belakanganya hanya diam saja. Fahmi melihatnya kembali. Melihat greyna yang hanya diam seperti orang linglung membuat fahmi terkekeh kecil
"Hahaha yaudah sini aku pakai'in" Inisiatifnya memakaikan helm pada sang gadis. Sedangkan greyna ia masih lola, belum sepenuhnya menerima kejadian tiba-tiba barusan.
"Naik grey, mau tinggal ditaman? Hm? Mau jadi temennya si cantik?" Godanya, ia tau wanita yang tengah bersamanya ini adalah penakut. Penakut akut haha senang ia bisa menggoda gadisnya lagi setelah kejadian yang membuat canggung mereka berdua
"Ih apa sih mey nakut-nakutin aja" Takutnya sambil menaiki motor Fino milik fahmi.
"Hahaha, peganggan juga grey nanti jatuh" Mulutnya menyuruh namun ia sendiri yang mengambil tangan greyna untuk memeluknya dari belakang. Titisan Song Kang pikir sang gadis.
Merekapun pergi dari pekarangan parkiran taman tersebut. Dijalan mereka seperti dua insan yang tak saling kenal, sama-sama diam memasuki dunia fikirannya masing-masing.
Si gadis merasa dibuat bingung oleh pria didepannya ini. Apa sebenarnya maunya dia? Mengapa ia membuat rumit semuanya? Kau berniat apa Fahmi? Kenapa begini? Kau buatku bingung fahmi. Sambil melihat indahnya lampu malam dijalan.
Sedangkan sang pria ia memikirkan apa yang akan ia lakukan kedepannya. Apa ia harus memperlakukan gadisnya seperti sebelumnya? Apa kelakuannya tadi benar? Ia benar-benar tak ingin meninggalkan gadisnya. Gadisnya miliknya. Ia akui ia sangat egois tapi ini benar-benar hati kecilnya yang tak mau melepaskan gadisnya. Tapi disisi lain seseorang menagih janjinya. Ia akan jahat bila ia melanggar janji nya, apalagi janjinya telah disaksikan sendiri oleh tuhan. Ya tuhan Fahmi bingung. Tapi tanpa disadarinya fahmi telah berbuat jahat pada gadisnya sendiri greyna. Saking terlalu larut dalam dunia fikiran masing-masing, mereka tak sadar bahwa mereka telah sampai 10 menit yang lalu dengan keadaan sebelum mereka berangkat. Yup keadaan dimana greyna terlihat memeluknya dari belakang.
"Aduh nyaman banget ya sampe engga sadar" Ejek sang kaka yang baru saja tiba selepas pulang kantor.
Mendengar ejekan dari sang kaka membuat mereka tersadar dari dunianya masing-masing. Membuat greyna melepas pegangannya pada Fahmi
"Iya nih ka si grey ga mau lepas katanya sayang banget" Ujarnya yang dapat dipastikan 100% tipu
"Yeee apaan sih Fahmi. Ngadi-ngadi lu jadi orang" Tutur greyna yang merasa ia dijadikan kambing hitam oleh fahmi
"Heheh maaf" Ringis Fahmi
Melihat pertikaian kecil didepannya membuat Alya sang kaka tertawa kecil "Ya udah-udah ayok masuk. Mi masuk mi" Lerai Alya mengajak masuk Fahmi.
"Engga deh ka. Engga enak udah malem juga" Ujarnya halus menolak sambil menggaruk belakang tengkuk lehernya.
"Oh iya juga ya. Besok kalian ada kelas. Ya sudah kamu fahmi hati-hati ya. Kaka Al masuk dulu" Pamit Alya meninggalkan dua insan yang masih duduk diatas motor vino.
"Iya ka titip salam buat buna ya ka" Titipnya pada sang kaka gadisnya. Sedangkan sang kaka hanya mengangkat jari jempolnya pertanda ia akan menyampaikan titipannya.
"Gua juga ikut masuk ya mey. Hati-hati dijalan" Pamitnya. Baru satu langkah terasa ada yang menarik lengannya. Dengan itu terpaksa greyna harus melihatnya kembali.
"Kenapa Fah-" Ucapnya terpotong, terasa benda kenyal menyentuh bibirnya. Benda kenyal itu hanya diam beberapa detik. Iya Fahmi menciumnya.
"Oke Gua balik ya, besok lu ada kelas bareng gua. Gua jemput oke. Bye" Kembali menyalakan motornya lalu dengan perlahan meninggalkan pekarangan rumah gadisnya.
Sang Gadis iya benar-benar dibuat bingung oleh sang pria. SEBERNYA APA MAUNYA DIA SIHH. Ia sampai frustasi dibuatnya. Beruntung baginya ia tak gila.
"Hah?"
***