Chereads / King of Silk / Chapter 4 - King of Silk bab empat

Chapter 4 - King of Silk bab empat

kaisar Xie Yuen merapikan penampilannya di depan cermin besar di dalam kamar pribadinya. tidak ada jubah kebesaran kaisar Xie Yuen kali ini, ia memakai pakaian biasa yang di pakai oleh rakyatnya hanya saja bahannya terbuat dari sutera reien yaitu sutera terbaik dan langka dan hanya beberapa helai saja di Silk.

kaisar Xie Yuen berencana mengunjungi pedesaan, ia merasa penat dengan pekerjaannya yang begitu banyak, tidak ada salahnya ia pergi keluar istana mencari udara segar beberapa saat saja.

pintu kamar pribadi kaisar tertutup rapat dan terkunci dari dalam, kaisar Xie Yuen sengaja pergi diam-diam dan keluar dari kamarnya melalui jendela, ia tidak mau pusing dengan ocehan sepupunya melihatnya pergi keluar istana seperti itu.

menyelinap keluar istana Silk dengan begitu mudahnya membuat kaisar Xie Yuen menghela nafasnya lega, setidaknya tidak ada satupun pengawalnya yang mengetahui kepergiannya.

kaisar Xie Yuen dengan cepat berjalan membaur dengan para rakyat biasa yang hilir mudik di tengah jalan yang nampak ramai sore itu, ia berjalan cepat menuju tempat tujuannya, ia ingin bertemu dengan Wang Xian chao, ia memerlukan bantuan dari pemimpin Wang.

satu jam kemudian kaisar Xie Yuen sudah sampai di tepian sungai pemukiman penduduk sekte wang, tiba-tiba saja hatinya gelisah, entah kenapa dadanya berdebar tidak nyaman karena hendak menemui Wang Xian chao.

meski kaisar Xie Yuen sangat memahami perasaan aneh yang menyelubungi hatinya sejak lama namun ia tidak mencoba melupakan rasa itu, sebaliknya Xie Yuen tetap membiarkan perasaan itu mengalir apa adanya meski ia tahu perasaannya terhadap Wang Xian chao adalah sesuatu yang terlarang.

kaisar Xie Yuen meremat pedang yang di pegangnya, ia berusaha kembali biasa saja, ia tidak ingin terlihat memalukan di hadapan Wang Xian chao.

sepanjang perjalanannya menuju pemukiman sekte wang ia berpapasan dengan beberapa dari mereka yang tidak Xie Yuen kenali sama sekali.

kakinya tiba-tiba saja berhenti melangkah tanpa komando darinya, bibirnya kelu ketika sepasang manik miliknya bertemu dnegaj manik kelam Wang Xian chao yang kini berdiri tak jauh dari hadapannya.

entah mengapa udara di sekitar mereka berdua seolah berhenti, angin seolah berhenti menyapa, senyap.

setelah beberapa detik berlalu tanpa ada kemajuan, bibir kaisar Xie Yuen terangkat membentuk sebaris senyuman tipis yang membuat Wang Xian chao yang tak sengaja melihatnya terpana di buatnya, Wang Xian chao berjalan menghampiri kaisar Xie Yuen yang masih setia berdiri di tempatnya.

" Xie Yuen..."

suara berat dan dalam Wang Xian chao membuat dada kaisar Xie Yuen berdesir kegirangan.

" Xian chao..."

bisik kaisar Xie Yuen teramat lirih terbawa hembusan angin senja.

kini bibir sang kaisar tersenyum lebar untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun.

***** sungai fu min, daerah kependudukan sekte wang *****

Wang Xian chao berdiri memandangi aliran sungai yang mengalir deras dari hulu. sementara sang kaisar berdiri di samping Xian chao tanpa mengeluarkan sepatah kata, keduanya masih membisu selama beberapa menit.

" apa ada sesuatu yang mengusikmu? " tanya Xian chao pelan masih dengan kegiatannya memandangi aliran sungai.

" bisakah aku meminta bantuanmu?" gumam kaisar tidak yakin.

" tentang apa? " Xian chao kini beralih menatap sang kaisar yang nampak suram.

terdengar helaan kasar nafas sang kaisar, pemimpin kerajaan sutera itu diam, menimbang kalimat yang akan ia utarakan pada pemimpin Wang di sampingnya.

kaisar berbalik dan seketika tatapan keduanya bertemu, Xian chao dapat menyelam kedalam kelamnya manik sang kaisar. entah mengapa hal itu membuat sang kaisar malu, telinganya memerah karena malu.

" aku ingin kau menyelidiki sebab kematian Li Wei." ujar sang kaisar kemudian dengan raut sedihnya.

Xie Yuen merasa bersalah karena tidak menjaga Li Wei selama ini, kegiatan di istana begitu menguras waktu dan tenaganya hingga ia hampir lupa akan tanggung jawabnya pada Li Wei.

tatapan mata Wang Xian chao menajam, manik kelamnya menelisik wajah sang kaisar membuat sang kaisar semakin malu.

" apa sebenarnya hubunganmu dengan Li Wei? " Xian chao bertanya dengan nada penasaran, jujur saja ia penasaran perihal hubungan Xie Yuen dengan bocah laki-laki bernama Li Wei yang ia temukan telah tewas terbunuh dengan cara yang mencurigakan.

" dia putera dari Xian Li.." jawab sang kaisar dengan cepat. entah mengapa dadanya terasa sesak seolah di himpit oleh sebuah batu besar, setiap mengingat kematian Li Wei, ia merasa semakin berdosa.

Wang Xian chao tak bersuara, ia lebih memilih mendengarkan cerita dari sang kaisar yang tampak begitu sedih.

kaisar Xie Yuen kembali menatap aliran sungai dengan tatapan kosongnya. " Xian Li menitipkan Li Wei padaku tiga tahun lalu, saat itu aku baru saja di Lantik sebagai kaisar yang baru, kegiatanku di istana membuat kesibukanku tak terkendali, aku melupakan tanggung jawabku pada Li Wei sesuai permintaan Xian Li sebelum ia meninggal." ia bercerita dengan pilu.

" aku akhirnya menitipkan Li Wei pada keluarga Chen Yang yang tinggal menyendiri di pedalaman hutan kerajaan yunan, semenjak itu aku bahkan belum pernah sekalipun menjenguknya disana dan delapan hari lalu kau mengabarkan padaku kalau Li Wei sudah meninggal, itu pukulan terberat bagiku, aku bersalah karena menyebabkan kematian Li Wei." sesal sang kaisar dengan putus asa, andai saja waktu dapat di putar kembali mungkin tidak akan terjadi hal buruk pada Li Wei.

Wang Xian chao diam, mendengarkan cerita kaisar yang tampak begitu menyesal.

kaisar Xie Yuen mendongak untuk sekedar melihat langit senja yang mulai berganti temaramnya malam.

" tiba-tiba saja aku merindukan sup ayam milik rumah teh yi xing.." gumam sang kaisar tiba-tiba.

sudut bibir Wang Xian chao terangkat naik mendengarnya, secara tidak langsung kaisar muda yang kini berdiri di hadapannya mengajaknya untuk makan bersama.

jantung kaisar Xie Yuen hampir meloncat keluar dari tempatnya saat menyadari lengannya di genggam oleh pria di sampingnya, ya Dewi apa yang dia pikirkan saat ini.

" ayo pergi..." ajak Xian chao seraya menarik lengan baju kaisar yang kini mengerjap polos menatapnya.

" kenapa kau menarikku?" protes kaisar saat menyadari apa yang tengah terjadi diantara mereka berdua.

" ke rumah makan yi xing.." jawab Wang Xian chao dengan acuh.

Wang Xian chao berjalan dengan langkah lebar membuat kaisar sedikit kewalahan menyamai langkah kaki pria yang sudah berani menyentuh bahkan menarik lengannya seperti itu.

" kau berani menyentuh lenganku!" oceh kaisar mencoba menyembunyikan rasa malunya.

Wang Xian chao tidak menyahut, ia terus berjalan seraya menggandeng lengan kaisar dengan nyamannya tanpa memikirkan apa yang sedang di rasakan kaisar saat ini.

***** rumah teh yi xing *****

kaisar Xie Yuen mendengus sambil membenarkan helaian suteranya yang sedikit kusut, bagaimana bisa Wang Xian chao membuatnya benar-benar menahan malu seperti itu. ya Dewi!

pelayan menghidangkan dua buah piring berisi kacang dan roti bakar, sepanci sup ayam sayuran serta seteko teh hijau yang masih mengepulkan uap panas.

" jika ada waktu maukah kau mampir ke istana, sepertinya kau cocok menjadi pengawal pribadiku." kaisar mulai meluncurkan rencananya, ia akan membuat Wang Xian chao selalu mengikuti apapun perkataannya.

gerakan tangan Wang Xian chao yang hendak meminum tehnya terhenti, ia berpikir sejenak sebelum menjawab ajakan sang kaisar.

" aku punya tugas tersendiri di tempat tinggalku, lagi pula aku sedang menyelidiki kasus kematian Li Wei secara diam-diam." jawabnya dengan tenang.

kaisar Xie Yuen merotasi maniknya, sepertinya ia harus menunda rencananya kali ini.

" tidak masalah, asalkan kau menyelidiki penyebab kematian Li Wei secara diam-diam, jangan biarkan siapapun tahu tentang hal ini." pinta sang kaisar dengan raut wajah serius.

Xian chao meneguk tehnya hingga tandas, ia kemudian kembali menuangkan air teh ke dalam cangkirnya.

" sepertinya ada seseorang yang tengah merencanakan hal jahat di istana yang mulia, aku yakin kematian Li Wei bukanlah karena sebab kebetulan saja."

kaisar terdiam, memikirkan siapa orang yang mungkin saja memiliki dendam padanya, seingatnya hanya segelintir orang termasuk wang xian chao yang mengetahui kalau ia memiliki seorang murid.

" jangan membuat siapapun curiga, kita tidak tahu siapa musuh dan siapa kawan yang sebenarnya." wang xian chao mengingatkan kaisar Xie Yuen yang sedang berpikir keras.

Wang Xian chao menyumpit kacang ke dalam mangkuk kaisar yang sama sekali belum tersentuh.

" sebaiknya kita makan yang mulia, jangan biarkan orang-orang disini mencurigai kita." ujar Wang Xian chao sebelum menggigit rotinya perlahan.

kaisar tidak mendengarkan saran Wang Xian chao, ia masih berpikir keras siapa kira-kira orang yang sudah tega melakukan hal jahat pada Li Wei, apakah benar seperti dugaannya kalau ada orang dalam istana yang merencanakan sesuatu hal jahat terhadapnya.

***** istana Silk *****

Li Chung berdiri di hadapan Kasim yi san yang kini menunduk ketakutan, suasana istana tampak tegang dengan kilatan api kemarahan yang terpercik dari manik menteri pertahanan Li Chung terhadap Kasim yi san yang hanya menunduk takut dan tampak pasrah.

" bukankah kau seorang Kasim kaisar? " ujar Li Chung dengan suara lantang dan penuh penekanan.

Kasim yi san tak berani menjawab, ia hanya mampu mengangguk lirih menjawabnya.

" lalu kenapa kau sampai lalai menjaga yang mulia kaisar!" maki Li Chung menahan amarah.

Li Chung khawatir sesuatu hal buruk terjadi pada yang mulia kaisar di luar sana, bagaimana bisa kaisar menyelinap keluar istana tanpa ada seorangpun yang tahu, Li Chung tidak habis pikir karenanya.

" inspektur luo!" panggil Li Chung pada salah satu bawahannya yang masih setia berdiri menunggu perintahnya.

inspektur luo segera menghadap menteri Li Chung. " ya menteri Li.." jawabnya sopan.

ekor mata Li Chung melirik tajam rombongan kasim dan dayang kaisar yang tidak berani berkutik. " cepat cari keberadaan yang mulia kaisar, jangan biarkan siapapun orang di luar istana mengganggu yang mulia!" perintahnya dengan raut wajahnya yang teramat datar dan dingin.

" baik menteri Li, segera hamba laksanakan." jawab inspektur luo dengan cepat.

secepat kilat inspektur luo beserta para prajurit kerajaan segera berlalu melaksanakan tugas, bagaimanapun keselamatan kaisar yang paling utama.

setelah kepergian inspektur luo kini menteri Li Chung menatap bengis para Kasim dan dayang kaisar. " kalian tahu kesalahan yang telah kalian lakukan?"

tidak ada yang berani menjawab, semuanya tertunduk takut. siapapun orang di istana Silk pasti mengetahui kebengisan menteri Li Chung jika ada yang bersalah.

" prajurit!! " seru Li Chung dengan tatapan tajam terarah pada rombongan Kasim dan dayang kaisar.

" seret mereka ke balai penghukuman, hukum seratus cambukan masing-masing dari mereka!" titah Li Chung tanpa belas kasih.

Kasim yi san dan kawan-kawannya tercengang tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar.

" tuan, jangan lakukan itu pada kami, kami tidak sengaja lalai menjaga yang mulia kaisar." Kasim yi san memohon belas kasihan dari sepupu sang kaisar.

Li Chung mendengus kasar. " istana tidak menerima alasan apapun, jika kalian lalai bahkan tidak sengaja lalai menjaga yang mulia kaisar apakah kalian bisa menjamin keamanan yang mulia di luar istana sekarang, terima saja hukuman kalian!" bentaknya murka.

menteri Li Chung segera pergi meninggalkan paviliun peristirahatan yang mulia kaisar, kepalanya pusing tujuh keliling. ia yakin kaisar Xie Yuen pergi diam-diam untuk melakukan sesuatu.

Kasim yi san dan yang lainnya segera di seret oleh para prajurit kerajaan menuju balai penghukuman sesuai perintah menteri Li Chung.

terdengar jerit permohonan yang terurai dari bibir para dayang yang telah setia melayani kaisar Xie Yuen sejak sang kaisar masih remaja.

" jangan hukum kami! " jerit mereka memohon kemurahan hati para prajurit yang membawa mereka ke balai penghukuman.

keesokan harinya....

kaisar Xie Yuen tampak bersemangat pagi itu, namun ia terkejut mendapati wajah para Kasim dan dayang dayangnya berganti wajah.

kaisar menyadari sesuatu telah terjadi tanpa sepengetahuan dirinya.

" kenapa kalian disini?" tanya kaisar dengan raut kebingungan.

seorang kasim yang baru diangkat oleh menteri Li Chung maju menghadap sang kaisar yang kini kebingungan.

" hamba kasim la yi, menggantikan Kasim yi san untuk melayani yang mulia kaisar." ucap Kasim la yi dengan hormat.

" apa! kenapa bisa begini?" sergah sang kaisar tidak terima.

belum sempat mereka menjawab pertanyaan dari kaisar menteri Li Chung tiba-tiba sudah berdiri disana.

" itu semua terjadi atas perintahku yang mulia." jawab Li Chung dengan percaya diri.

" apa yang sebenarnya kau lakukan, kenapa kau mengganti para Kasim dan dayang sayangku tanpa izin dariku!" ujar sang kaisar dengan penuh penekanan.

Li Chung sama sekali tidak merasakan takut. " itu karena mereka lalai dalam menjaga yang mulia, istana tidak akan mentolerir semua kesalahan sekecil apapun jika berkaitan dengan pemimpin kerajaan Silk, mohon yang mua mengerti." jawabnya lugas dan tenang.

kaisar Xie Yuen tak habis pikir dengan apa yang di lakukan Li Chung.

" hukuman apa yang mereka terima atas kesalahan mereka?" kaisar Xie Yuen berusaha menahan amarahnya yang tampak hampir meledak detik itu juga.

" hukuman seratus cambukan tanpa terkecuali." sahut Li Chung dengan mudahnya.

" Lin Li Chung!!" amuk sang kaisar dengan suara menggelegar.

Li Chung tersentak takut, ia tidak menyangka reaksi sang kaisar begitu marah.

" mereka pantas menerima hukuman itu yang mulia." Li Chung mencoba membela diri.

" aku yang berhak menentukan hukuman macam apa untuk mereka, kenapa kau begitu lancang Li Chung?" tidak ada raut tenang dan ramah sang kaisar pagi ini, ia benar-benar murka pada sepupunya sendiri.

" prajurit!" teriak sang kaisar mengabaikan Li Chung yang kini begitu resah. " obati semua Kasim dan dayang dayangku yang terluka." titah sang kaisar dengan suara lantangnya.

" baik yang mulia." seru para prajurit.

para prajurit bergegas menuju balai penghukuman sesuai perintah sang kaisar.

" dan kau Li Chung jangan pernah menginjakkan kakimu kembali ke istana ini!!" usir kaisar yang benar-benar murka. wajah sang kaisar begitu keruh karena amarahnya.

Li Chung serasa terhempas ke tempat yang gelap, kaisar mengusirnya dari istana.

" apa kau sadar apa yang baru saja kau ucapkan yang mulia?"

" jangan pernah kau menginjakkan kakimu di istana lagi, kau mengerti!!" ulang sang kaisar masih dengan amarah yang menyelubunginya.

" yang mulia!!" Li Chung menjerit tidak terima dengan keputusan kaisar padanya.

kaisar Xie Yuen mengabaikan jeritan saudaranya, ia segera pergi meninggalkan paviliun peristirahatannya menuju ruang kerjanya.

sepasang iris kelam Li Chung memerah menahan air matanya, kaisar Xie Yuen sangat tidak adil padanya.

" kau akan menyesali ini yang mulia!!" pekiknya putus asa.

tubuh Li Chung jatuh terduduk di atas rerumputan halaman paviliun peristirahatan sang kaisar, lelehan air matanya mulai membasahi wajahnya yang pucat.

" kau akan menyesali keputusanmu yang mulia.." desis Li Chung dengan jemarinya meremat pakaiannya.

***** to be continued *****