"Okey. Kita beli puding dulu baru main sampai Kinan puas ya."
Di perempatan jalan lalu lintas, Hakim mengambil jalur ke kanan menuju toko yang di maksud. Lurus sekitar dua puluh tiga meter dan berhenti tepat di depan sebuah café dengan stiker nama Ruella's Pudding pada kaca pintu masuknya.
Setelah memarkirkan mobil. Hakim menggandong Kinan sampai depan pintu masuk dan setelahnya Kinan meminta jalan kaki saja. Lantas, dengan bergandengan mereka menuju tempat kasir. Akan tetapi langkah Kinan yang terhenti disusul suaranya polosnya memanggil seseorang dengan sebutan 'Bunda' sedikit menyentak Hakim. Pria itu menoleh pada seseorang yang dipanggil 'Bunda' oleh anaknya.
Keterkejutannya bertambah saat mendapati siapa yang dimaksud putrinya. Ia bisa melihat juga bagaimana wajah di sana ikut terkejut meski sekilas. Namun gadis itu belum menyadari keberadaannya.
Sang gadis tersenyum lebar dan mengulurkan tangnnya menyentuh pipi gembil Kinan. "Kenapa, dek?"