Baru saja ia hendak beranjak menuju kamar mandi jika notifikasi masuk tidak menghentikannya. Sebuah pesan baru dari kontak yang sama. Dengan cepat jarinya menari membuka pesan itu. Tidak sabaran.
[Wa'alaikumsalam. Belum. Kenapa, Mas?]
Gubrakkk!
Melihat pesan yang di terima. Ternyata itu balasan atas pesannya yang tidak sengaja terkirim. Pikirannya yang menganggap gadis itu mengiriminya pesan duluan ternyata sia-sia. Tahu gimana rasanya ketika tidak sengaja menduduki cokelat cair lalu saat bangun, ada banyak pandang mata yang mengrah padamu karena mereka beranggapan bahwa kamu baru saja boker di celana? Rasa yang seperti itu kini tengah melanda Azzam. Malunya luar biasa, padahal ia sedang sendiri.
Yah mumpung kepalang begini. Mending dilanjutkan saja. Pamalli jika dibiarkan nganggur begitu saja.
"Mau ngucapin selamat tidur. Semoga mimpi indah."
"Seperti mimpiin saya misalnya."
[Mau di aminin gak, Mas?]
"Boleh?"
"Sekalian ya aminin do'a saya."
[Do'anya apa, Mas?]