Air matanya terus mengalir tanpa bisa dicegah. "Ratna bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana sakit hatinya kak Ratih saat ternyata akad yaang harusnya diikrarkan padanya justru terlapalkan untukku. Disaat hari yang harusnya menjadi hari bersajarah kalian berdua justru aku rampas dengan teganya. Bahkan Ratna memintanya mengurusi semua hal yang berkaitan dengan pernikahan kita. Bisa-bisanya Ratna merebut kamu dari kak Ratih Kenapa tak menolak pada abah? Kenapa tidak mengatakan bahwa kak Ratihlah yang ingin kamu khitbah untuk dijadikan istri."