Azzam sedikit membelokkan stir ke arah kanan, mengambil parkiran di pinggir jalan depan sebuah gerobak pejajak kaki lima yang menjual makanan Madura. Dimatiannya mesin mobil.
"Mau makan sate bakar? Tetiba kepengen makan sate Madura. Setelah ini kita pergi makan apa yang kamu mau." tawar Azzam sembari melepaskan seatbeltnya.
"Makan di sini aja, Zam. Di sini kan tempat yang sering kita kunjungi dulu bareng yang lain. Cita rasa masakannya pasti masih sama. Jadi kangen. Ayok," putus Okta dengan semangat menuruni mobil.
Azzam menyusul Okta dengan alis terangkat bingung, coba mencari ingat atas apa yang telah diucapkan gadis itu barusan. Tak ingin berpikir lama, Azzam akhirnya turun menyusul. Menuju seorang pria yang telah separuh abad, bertubuh gempal sesuai usianya, seorang lagi di sebelahnya; pria remaja bertubuh jangkung, kulit putih dan berambut cepak, kerjanya cekatan mengipasi dan membolak-balik sate bakar di atas bara api.