Seolah mengerti apa maksud dari kalimat terakhir itu, Azzam menukas, "Istigfar kamu, Ran. Dari pada berbuat seperti itu terus, mending kamu halalin segera. Bisa jadi dosa tauk."
"Gue juga maunya gitu, Zam. Tapi dianya gak suka gue, ya mau gimana lagi. Gue cuma bisa nunggu dengan cara gue sendiri," belanya dengan wajah kusut.
"Ya, ya. Teruslah ganggu dia sampai ada yang datang menjadi pahlawannya."
"Eh eh, apa maksud loe ngomong gitu, Zam? Loe kira gua berbuat jahat apa sampe pake ada acara superhero segala?"