Tuk tuk tuk!
Suara ketukan di pintu menghentikan Azzam dari kegiatan membaca laporannya pada layar monitor. Seorang pria dengan stelan formalnya masuk dengan secangkir kopi susu di tangan setelah dipersilakan masuk.
"Kopinya, Pak. Dinikmatin selagi hangat."
"Terima kasih banyak ya, Pak Farhan."
"Sama-sama. Mari, pak. Saya pamit dulu."
Azzam menganggukan kepala pada sekertarisnya itu. Pak Farhan masih bisa terbilang muda, usianya baru 40 tahun dan memiliki dua putri yang sudah remaja. Pria itu dipercayakan oleh papanya untuk membantunya mengurus perusahaan dengan menjabat sebagai sekretarisnya langsung. Pria tersebut melakukan pekerjaannya dengan sangat baik, bahkan ia sendiri yang turun tangan langsung menyediakan kopi yang sesuai dengan selera atasan mudanya ini.
Azzam kembali membaca dokumen yang sempat terjeda. Ia memberikan sentuhan highlight color pada teks yang membutuhkan perbaikan dan informasi yang perlu diketahui lebih jelasnya hingga semua isi dokumen itu tuntas.