Ratih mengangguk paham. Bersemu merah wajahnya. Rupanya Azzam telah berkunjung tanpa memberitahunya. Dan pria itu cepat sekali bertindaknya.
"Wajah kak Ratih memerah. Capek banget ya pasti? Ya udah deh, kakak mandi dulu terus istirahat sana. Ardan gak ganggu lagi. Ardan pamit, mau ke asrama santri dulu. Assalamu'alaikum."
Ardan berlalu.
Ratih segera membuka pintu. Memasuki kamarnya yang sudah lama ia tinggalkan, terakhir kali ia menempati kamar ini tiga tahun lalu, saat pernikahan adiknya usai berlangsung. Kamar ini tak berubah sama sekali, barang-barangnya masih terletak di tempat yang sama saat terakhir kali ia meninggalkannya. Keadaannya bersih tanpa debu, selama ia tidak ada, rupanya kamarnya selalu mendapat perawatan dengan baik. Entah uminya yang melakukannya sendiri ataukah adik santriwatinya.