"Assalamu'alaikum, Nduk?" Bergetar suara di seberang mengucapkan salam.
"Wa'alaikumsalam, Umi." Setenang mungkin Ratih menjawab.
"Nduk? Pulanglah sebentar, biarkan Umi membalas rindu padamu. Abahmu pun ingin melihat wajah ayumu, tak bisa tidur ia dibuatmu. Pulangnlah barang beberapa hari lalu kembali lagi. Sudah tidak tahan Umi akan kerinduan ini."
Hati Ratih merasa nyaman, kembali ia temukan ketenangan dari suara lembut milik Uminya. "Nggih, Umi. Besok pagi-pagi sekali, Ratih akan pulang. Rindu sangat Ratih pada abah dan Umi."
"Iya, pulanglah, Nak. Ada pula yang hendak didiskusikan Abah denganmu. Hanya menanti kepulanganmu barulah selesai perkara ini."
"Perkara apa, Umi?"
"Biarlah besok kita bahas di sini. Umi tunggu kepulanganmu."
"Nggih, Umi."
"Hati-hati di jalan pulangmu ya, Nak. Ridho abah dan Umi selalu menyertaimu. Assalamu'alaikum."
"Terima kasih banyak, Umi. Wa'alaikumsalam."