"Entahlah. Tahu aja gitu. Mungkin karena ada wanita cantik di sini. Jadi manisnya doubel kali lipat. Jadi takut kena diabetes."
Ratih mengangguk, mengiyakan saja perkataan lawan bicaranya ini meski sedikit tersipu wajahnya. "Oh iya. Mas Azzam ada apa meminta bertemu? Gak mungkin Mas Azzam tiba-tiba meminta bab terakhir tesis saya saat ini juga, kan?"
Azzam terkekeh. Ia baru ingat jika gadis di hadapanya ini adalah orang yang tidak bisa diajak berbasa-basi, up to the point sekali. Persis seperti dirinya, tapi berbeda jika bersama dengan gadis yang terduduk manis di depannya ini, ia ingin berbasa-basi banyak hal dengan topik yang tak menentu arah. Membunuh waktu yang terus berpacu teratur. Ah biarlah ini cepat berlalu, ia akan menikmatinya ketika sudah halal.
"Tidak bisakah kita membuat suasananya lebih cair dulu baru membahas maksud tujuan saya?"
"Ah begitu?" Ratih mengangguk tak nyaman.