_____________________________
Sepeninggalnya Azzam setengah jam lalu, Ratih masih berkutat dengan laptopnya. Di depannya kini sudah ditemani dengan macaron strowberry dan segelas air putih. Menu pesanannya yang pertama sudah tandas ia habiskan.
Kadang-kadang tangannya beralih menulis pada buku note yang tersaji di depan. Begitu pula dengan maniknya yang bergonta-ganti dari buku refrensi ke buku catatan lalu kembali beralih ke laptop. Mengetik dengan cepat. Ia menargetkan selesai minimal setengah babnya saja. Ditengah kesibukannya itu, ponselnya berdering. Sebuah panggilan dari seseorang yang amat dirinduinya.
"Assalamu'alaikum," sapa Ratih setelah ia menerima panggilan dan segera disambut hangat dari seberang.
"Allhamdulillah Ratih sehat wal afaiat, Umi. Umi apa kabar?"
"Allhamdulillah. Setelah Ratih selesai bulan ini, Insya Allah Ratih segera kembali, Mi."
"Ratih pun sangat rindu dengan Abah, Umi, dan Ratna. Sama keponakan Ratih juga. Ratih tidak sabar ingin melihatnya."