Seraya berjalan menuju meja makan dengan mugh di tangan, Umi membalas tidak setuju. "Apapun alasannya, nduk. Kamu tidak boleh meninggalkan suamimu tidur sendirian. Apalgi kalian baru menikah kemarin."
Ratna mencebik. Ia kesal karena tidak diiziinkan untuk tidur bersama Ratih. Padahal ia ingin menceritakan banyak hal kepada kakanya itu.
Ratih yang melihat adiknya mencebik dengan bibir dimanyunkan tidak tahan untuk tidak menyunggingkan senyum. Kelakuan adiknya itu masih saja sama seperti sebelum menikah. Ia merasa adiknya itu masih remaja tanggung yang labil. Sikapnya masih manja dan suka merajuk bila kemauannya tidak dituruti.
"Bagaimana kalau selepas makan malam ke kamar kakak? Kita ngobrol-ngobrol sebelum jam tidur," tawar Ratih pada Ratna. Ia tidak tega melihat adiknya itu memasang wajah masam.
Seolah anak kecil yang baru saja diberikan permen, mata Ratna berbinar-binar mendengar tawaran kakaknya. "Serius, kak? Oke. Itu pun tidak masalah."
"Iya."