Erlina melanjutkan langkahnya menuju Selina, dan dua orang temannya itu, Tika dan Ida. Sesampainya di sana, Erlina dihujani dengan pertanyaan apakah gadis itu baik-baik saja.
"Kamu gak apa-apa, Er? Huuu dasar ya tu orang, beraninya main kasar," maki Selina dengan bibir yang masih penuh dengan kunyahan makanan.
Erlina menggeleng seraya mendaratkan bokongnya pada kursi kosong yang tersisa.
"Heran deh. Kok masih aja ada ya orang yang menunjukkan kedengkiannya begitu. Gak bisa main alus dia nih." Ida menyahut.
"Main alus itu yang kayak gimana, Da?" tanya Tika sengaja seolah telah mengerti alur jalan pikiran Ida.
"Ya pake santetlah, ato gak jaran goyang gitu," balas Ida dengan mulut cemprengnya yang biasa nyerocos tidak jelas.
"Itu targetnya siapa tuh?" tanya Erlina sebelum menyuapkan makanannya.
"Ya kalo gak gue ya berarti....,"
"Gue?" tebak Erlina memotong pembicaraan Ida.
"Bukan gue yang ngomong, ya," ucap Ida membela diri.