Terkadang Erlina jadi berpikir; apa ini karmanya karena sering membuat orang lain jengkel dengan tingkahnya dulu sedari kecil. Hal yang dianggapnya sangat menyenangkan ternyata begitu menjengkelkan ketika diperlakukan sama oleh orang lain. beruntung, Zibran bukan salah satu dari pria yang sering dijahilinya, jika tidak begitu pasti dirinya akan mengira bahwa pemuda itu tengah melancarkan aksi pembalasan dendam.
"Terserah deh!"
Erlina mengangkat bokongnya lalu pergi dengan membawa serta baki makan siangnya untuk di taruh di sink biasa tempatnya menempatkan piring cuci. Ia telah kehilangan nafsu makannya, tidak lebih tepatnya ia semakin bertambah lapar bila di dekat pria itu. Rasa kesal dan jengkelnya akan pemuda itu membuat Erlina ingin memakan lebih banyak camilan sebagai bentuk pelampiasan rasa kesalnya.