'Saya bercanda, belum saatnya kita sering bertukar sapa dengan intim seperti ini, ada masanya nanti. Apa hari ini Ratih sibuk?'
"Ada shif pagi ini di butik. Kenapa ya, Mas?"
'Eyang minta bertemu, ingin mengobrol ringan dengan heronya, katanya. Bisa luangkan waktu untuk eyang?'
"Bisanya sih, jam 2 siang, Mas. Gak apa-apa?"
'Baiklah, jam segitu saja. Nanti saya kabari eyang langsung. Nanti saya jemput di toko Mbak Zakiya, kan?'
"Ee, tidak u—" perkataan Ratih tertahan sebab sang lawan bicara lebih dulu menyanggah, tidak menerima penolakan.
'Jika kamu menolak, saya tidak tahu harus berdalih apa pada eyang sebab telah diberikan mandat untuk menjemput dan mengawal sang heronya. Jika kamu datang seorang diri tanpa pengawalan, saya khawatir akan mendapat hukuman berat. Tolonglah, saya ini. Apa kamu tega melihat bakal calon imammu dimarahi dan dihukum ratu eyang mertua?'