"Naya dan Dar?" tebak Erlina mengingat lupa nama kedua adik tingkatnya di satu Universitas itu.
"Dar? Dar apaan, kak? Diara, kak, Diara!" protes gadis dengan jilbab sewarna gading, memprotes namanya yang tidak diucap degan benar.
"Iya. Yang Duar ketika PKKMB itu, kan?"
Daniar berdecak kesal. "Terserahlah. Asal kak Er senang."
Erlina tertawa lagi. Ratih telah terbiasa dengan perubahan suasana langit gadis itu, yang bentar sebendung langit malam, sebentar sehangat mentari pagi sebentar lagi senyengat siang terik. Dan yang lebih dominan padanya adalah secerah langit yang biru mendamba.
"Mau ke mana?" tanya Ratih kepada dua adik tingkatnya itu. Mereka di satu organisasi kampus yang sama, Himpunan Mahasiswa Dakwah Kampus.