"Pokoknya, Rat. Kamu gak boleh nerima lamaran mas Hakim. Aku setujunya kamu dengan pak Khalil. Menurutku nih ya, pak Khalil meski kaku dingin begitu tapi dia seribu kali lebih baik dari pada mas Hakim yang menggunkan wajah ramahnya itu. Aku jadi curiga, jangan-jangan peletnya dia itu manjur banget kena kalian berdua. Pake pelet apa sih dia, mau juga dong aku buat nyoba di Pak Karim."
"Hush kamu ini ngomongnya ngawur deh. Masa pake begituan. Istigfar, Er. Itu orang udah punya bini," beo Ratih menanggapi ucapan Erlina yang menurutnya konyol, suaranya terputus-putus sebab angin malam terlalu keras menampar wajah mereka. Memang deh, bicaranya suka sekali asalan.
"Ye gak apa-apa dong. Lagian, 'kan pria itu diizinkan untuk memiliki istri lebih dari satu. Hukum berpoligami itu berlaku, Ratih sayang."
"Memangnya kamu mau menjadi madunya Nilam, sahabat kamu sendiri?"