Ratih seyuju dengan pernyataan yang tercetus itu. Azzam memiliki pesona yang mengejutkan. Ia mengendikkan bahu lantas menjawab sekenanya, "Aku bilang dia untuk minta restu langsung ke abah. Apa pun keputusan abah, aku turutin."
Erlina menyentuh pundak Ratih, memberikan elusan lembut yang entah bertujuan untuk apa. "Aku yakin, pak Khalil adalah orang yang paling terbaik dipilihkan Allah buat kamu. Aku yakin dia bakal nyembuhin kamu dari semua luka yang lalu. Aku dukung penuh kamu sama pak Khalil. Dan yang paling penting, dia kaya, tampan banget lagi."
"Kamu ngomong gitu kayak luka kamu yang kemarin udah kering aja."
Erlina mendengus. "Eiy, suasana lagi bagus gini jangan dirusak dong. Ayo tidur. Besok bangun tengah malem buat minta sama Allah supaya kamu sungguh dijodohkan dengan Khalil."